Thursday 22 March 2012

4 Perkara Yang Perlu Diketahui

Nabi Muhamad SAW bersabda:
” Ada empat perkara yang berharga dalam diri manusia dan dia bisa hilang dengan empat perkara juga.
Adapun yang berharga itu yaitu…Akal, Agama, Malu dan Amal soleh.
Maka….

1. Akal bisa hilang disebabkan marah.
2. Agama bisa hilang disebabkan dengki.
3. Malu bisa hilang disebabkan tamak.
4. Amal soleh bisa hilang dan terhapus disebabkan suka menceritakan keburukan orang lain.

Manusia akan menghadapi empat penarikan diantaranya:
1. Malaikat pencabut nyawa akan menarik rohnya.
2. Para ahli waris akan menarik hartanya.
3. Ulat akan menarik tubuhnya.
4. Orang yang dimusuhi ,dianiayai akan menarik barang kepunyaannya di hari kiamat yaitu AMALNYA.

Dari Ali r.a yang berkata: Sesungguhnya amalan yang paling sulit adalah empat macam:
1. Memberi maaf pada waktu marah.
2. Suka memberi pada waktu susah.
3. Menjauhi yang haram pada waktu sunyi.
4. Mengatakan yang hak kepada orang yang ditakuti atau kepada orang yang diharapkan sesuatu darinya.

Dari Hatim Al-Asom yang berkata: Empat perkara yang hanya diketahui oleh empat jenis orang akan nilainya yaitu:
1. Nilai masa muda hanya diketahui oleh orang tua-tua
2. Nilai kedamaian hanya diketahui oleh orang yang pernah ditimpa bencana
3. Nilai kesehatan hanya diketahui oleh orang-orang sakit.
4. Nilai kehidupan hanya diketahui oleh orang-orang yang telah mati.

Oleh : Ahmad Hassanudin

Mengenal ilmu hadits ( mustholah al-hadits ) - 1. Muqoddimah & pengertian assunnah

Mengenal ilmu hadits ( mustholah al-hadits )

Muqoddimah ( Pengantar )

Segala puji bagi Allah s.wt yang telah menurukan Al-qur’an sebagai anugerah yang besar kepada kamu muslimin, dan Dia juga lah yang telah menjaga Al-qur’an sampai akhir zaman nanti, dan Dia telah menjadikan kesempurnaan dari penjagaan-Nya terhadap Al-qur’an dengan cara menjaga sunnahnya penghulu para nabi s.a.w.

Sholawat dan salam keharibaan junjungan kita nabi Muhammad s.a.w, yang Allah s.w.t telah menjadikan pengutusan beliau s.a.w sebagai penjelas dari apa yang dikehendaki-Nya dari Al-qur’an, Allah s.w.t berfirman : “ wa anzalnaa ilaika adzikra litubayyina linnaasi maa nuzzila ilaihim wa la’allahum yatafakkaruun ( dan Kami telah turunkan kepada engkau ( Muhammad ) adzikra (sunnah) untuk menjelaskan kepada manusia dari apa yang di turunkan kepada mereka (Al-qur’an), dan agar mereka berfikir ) “ [ QS Annahl : 44 ]. Maka pengutusan Muhammad s.a.w adalah untuk menjelaskan Al-qur’an dengan perkataan-perkataannya, perbuatan-perbuatannya, keputusan-keputusannya dengan cara yang terang dan jelas.

Keridho’an semoga tercurah bagi para sabahat r.a yang telah mengaji dan belajar dari rasul s.a.w, lalu menjaganya dan mengajarkannya kepada kaum muslimin dengan penuh amanah sebagaimana yang mereka pelajari dari rasul s.a.w.

Rahmat dan ampunan semoga Dia berikan kepada orang-orang soleh terdahulu yang telah menjaga sunnah dari masa ke masa dengan cara meletakan kaidah-kaidah yang mendalam untuk menjaga sunnah dari pelencengan dan pengrusakan.

Pahala dan ganjaran yang besar semoga Dia berikan kepada para ‘ulama setelah generasi terdahulu yang telah mempelajari kaidah-kaidah periwayatan sunnah, lalu kemudian mengumpulkan dan membukukannya dalam karya-karya tulis (kitab-kitab) mereka, yang kemudian mereka namakan dengan (( ilmu mustholah al-hadits )).

Pengertian Assunnah

Assunnah dari segi bahasa berarti cara / metode ( athoriiqoh ) yang baik ataupun yang buruk, sebagaimana sabda rasul s.a.w : “ man sanna sunnatan hasanatan falahu ajruha wa ajru man ‘amila biha ba’dahu min ghairi an yanqusha min ujuurihim syaiun, wa man sanna sunnatan sayyiatan falahu wizruha wa wizru man ‘amila biha min ba’dihimin ghairi an yanqusha min ujuurihim syaiun ( barang siapa menetapkan ( memulai suatu perbuatan ) kebaikan maka baginya pahala amalnya dan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka, dan barang siapa menetapkan suatu keburukan maka baginya dosa amalnya dan dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka “.

Pengertian assunnah secara istilah ; para ‘ulama memiliki pengertian berbeda ketika menggunakan istilah assunnah, penggunaan istilah assunnah bagi ‘ulama adalah sebagai berikut :

Assunnah dalam istilah ‘ulama fiqh : Segala sesuatu ( amalan ) yang jelas datangnya dari rasul s.a.w dan hukumnya bukanlah wajib, bagi yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala dan yang meninggalkannya tidak berdosa. Dengan kata lain sunnah dalam istilah fiqh adalah hukum dalam beramal ; jika dikerjakan mendapat pahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa.

Assunnah dalam istilah ‘ulama ushul : Semua yang diriwayatkan dari rasul s.a.w baik berupa perkataan, perbuatan maupun penetapan. Pembahasan sunnah bagi ‘ulama ushul adalah sebagai kaidah yang nantinya akan menjadi aturan / dalil dalam menetukan hukum. Dalam ushul fiqh kita akan pelajari bahwa landasan utama hukum dalam islam yang disepakati kaum muslimin adalah ; Al-qur’an, assunnah, ijma’, qiyas.


Assunnah dalam istilah ‘ulama hadits : Semua yang diriwayatkan dari rasul s.a.w baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan, sifat-sifat dirinya (tubuh), dan akhlaq beliau s.a.w sebelum atau pun setelah kerasulan. Akan tetapi kaum muslimin sepakat, bahwa yang wajib di amalkan adalah sunnah setelah kerasulan.

Pembahasan ‘ulama hadits mengenai sunnah adalah bahwa rasul s.a.w sebagai imam yang menunjukan kepada jalan hidayah, dan rasul s.a.w adalah sebagai contoh dan suri tauladan dalam kehidupan. Maka sunnah dalam pengertian ini adalah semua yang berhubungan dengan rasul s.a.w dari perkataan, perbuatan, penetapan, sifat diri, juga akhlaq baik yang menjadi landasan hukum syariat ataupun tidak.

Dan sunnah dalam pembahasan ‘ulama hadits ini sama artinya dengan al-hadits annabawiyah ( hadits-hadits nabi ).


Sumber :

- Al-madkhol ilaa assunnah annabawiyah, Prof. Dr ‘Abdu al-muhdi ‘Abdu al-qaadir, maktabah al-iiman.

- Taisiir mustholah al-hadiits, Dr Mahmud thohhan, maktabah al-ma’aarif

- Taarikh assunnah annabawiyah, Prof. Dr. khusyuu’I Muhammad al-khusyuu’I, Percetakan rasywaan.

- Al-manhaj al-muyassar fii mustholah al-hadiits, haafidz Muhammad al-afghani.

Oleh : Fadhil Salamah

Kekhususan Allah Dalam UluhiyahNya

Tiap kita sebagai makhluk terutama manusia memiliki ke-uluhiyah-an, itu yang disebut sifat ahad atau yang kita kenal Esa. Lihat sidik jari anda, itu adalah bukti keesaan anda, dan Allah adalah Maha Esa dan keesaan Allah pun memiliki kekhususan. Anda yakin bahwa Allah adalah Esa dengan ke-uluhiyah-annya, maka apa hal-hal yang bisa menunjukan bahwa Allah itu Esa dengan ke-uluhiyah-annya, akan saya jelaskan sbb:

1. Sifat Allah adalah Al-Sabqu, apa itu maknanya? adalah Dia yang awal tanpa ada akhir. Selain Allah adalah makhluk karena mempunyai awal dan ada akhir. Saya, anda, kita, kalian, ayah-ayah kita, kakek-kakek kita sampai nenek moyang kita adalah memiliki awal yaitu sejak terciptanya ayah kita Sayyidna Adam alaihi salam, para nabi dan para wali adalah memiliki awal yaitu sejak bermula dari kelahirannya dan penciptaannya, sehingga jelaslah bagi kita bahwa para nabi termasuk Nabi Muhammad adalah makhluk karena mereka punya awal dan ada akhir, begitu juga dengan para wali-wali Allah, maka selain Allah adalah makhluk.

2. Yang kedua adalah sifat Al-Ithlaaq, maksudnya adalah sifat yang memiliki kemutlakan yang absolut dan tidak bisa diganggu-gugat. jika belum faham akan saya jelaskan dengan menggunakan contoh yang mudah dan detail agar bisa dipahami. Misal, anda adalah orang yang Karim (mulia) dan Allah pun juga memiliki sifat Karim, tapi apakah sifat karim anda mutlak? saya katakan tidak, kenapa? karena sifat karim anda adalah; mungkin dari keturunan karena anda dari keturunan orang mulia, atau anda dapati sifat karim dari didikan, atau bisa jadi awalnya anda miskin kemudian jadi kaya dan sifat anda berubah menjadi karim setalah awalnya anda kikir atau jahat. Tapi sifat Karim Allah mutlak tidak ada batas, tidak ada awal dan tidak ada akhir. Para nabi dan para wali apakah mereka orang-orang mulia? iya, mereka mulia tapi mereka bukan Allah karena kemuliaan mereka adalah hasil pemberian sama seperti contoh anda yang sudah saya jelaskan diatas.

3. Sifat berikutnya adalah Al-Samardiyyah, Dia akhir yang akhirnya tidak ada yang tahu akhirnya terbatas sampai dimana. Masih seputar contoh dengan sifat karim anda diatas, muncul pertanyaan, "sampai kapan sifat karim anda hilang?" jawabannya adalah sampai anda mati, dan Allah tidak ada mati. Ketika anda mati karim anda hanya menjadi kenangan dan tidak ada efeknya lagi bagi orang-orang yang anda tinggali, sementara Karim Allah akan anda temui terus ketika anda masuk kubur, bangkit dari kubur, lewati sirat dan akan anda temui Allah dengan sifat Karimnya ketika anda berada pada dua simpang apakah menuju surga atau neraka, bahkan anda temui terus sampai anda ada di dalam salah satu dari dua tempat tersebut dan selamanya anda tidak akan pernah tau kapan berakhirnya sifat Allah tersebut. Para nabi dan para wali sekalipun tidak ada yang memiliki sifat ini.

4. Yang terakhir adalah sifat Al-Dzatiyyah, yaitu sifatNya adalah diriNya sendiri, tidak ada yang mengajarkanNya. Dia Karim, maka Karimnya Allah adalah diriNya, adapun karim anda adalah hasil dari usaha atau bahkan pemberian, termasuk para nabi dan para wali.

oleh : Anazel Talaohu

Mensyukuri yang Sedikit

Orang yang tidak pernah memuji Allah atas nikmat air dingin yang bersih dansegar, ia akan lupa kepada-Nya jika mendapatkan istana yang indah, kendaraanyang mewah, dan kebun-kebun yang penuh buah-buahan yang ranum.



Orang yang tidak pernah bersyukur atas sepotong roti yang hangat, tidak akanpernah bisa mensyukuri hidangan yang lezat dan menu yang nikmat. Orang yangtidak pernah bersyukur dan bahkan kufur tidak akan pernah bisa membedakanantara yang sedikit dan yang banyak. Tapi ironisnya, tak jarang orang-orangseperti itu yang pernah berjanji kepada Allah bahwa ketika nanti Allahmenurunkan nikmat kepadanya dan menyirami mereka dengan nikmat-nikmat-Nyamaka mereka akan bersyukur, memberi dan bersedekah.



Dan, di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah,"Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami,pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yangsaleh." Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian darikarunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan merekamemanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). (QS At-Taubah:75-76)



Setiap hari kita banyak melihat manusia model ini. Hatinya hampa, pikirannyakotor, perasaannya kosong, tuduhannya kepada Rabbnya selalu yang tidaksenonoh, yang tidak pernah memberi karunia yang besarlah, tidak pernahmemberinya rezkilah, dan yang lainnya. Dia mengucapkan itu ketika badannyasangat sehat dan serba kecukupan. Dalam kemudahan yang baru seperti itusaja, dia sudah tidak bersyukur. Lalu bagaimana jika harta yang melimpah,rumah yang indah, dan istana yang megah telah menyita waktunya? Yang pastidia akan lebih kurang ajar dan akan lebih banyak durhaka kepada Rabbnya.



Orang yang bertelanjang kaki, karena tidak punya alas kaki mengatakan,"Sayaakan bersyukur jika Rabbku memberiku sepatu." Tapi orang yang telahmemilikisepatu akan menangguhkan syukurnya sampai dia mendapatkan mobil mewah.



Kurang ajar sekali. Kita mengambil kenikmatan itu dengan kontan, namun mensyukurinya dengan mencicil. Kita tak pernah bosan mengajukankeinginan-keinginan kita, tapi perintah-perintah Allah yang ada disekeliling kita lamban sekali dilaksanakan.


oleh :Ella Jameela
***Sumber: Laa Tahzan (Jangan Bersedih!),Karya Dr. Aidh Al-Qarni, terbitan Qisthy Press.

Wednesday 14 March 2012

Rumah Gue Kecil

Sebenarnya pagi ini pagi yang cerah, semua orang bersiap-siap untuk menjalankan aktifitasnya. Tidak terkecuali boim, tapi seperti pagi-pagi biasanya, tampak raut wajahnya tidak menggambarkan keceriaan & semangat meyambut hari.
“ sarapan dulu im “, ujar emak yang baru muncul dari dalam dapur membawa sebakul nasi.
“ lauknya apa mak ? “ Tanya boim dengan nada datar.
“ bentar emak ambilin “ emak kembali masuk dapur, kemudian keluar membawa sepiring tahu tempe dan sambal.
“ tiap hari tahu tempe mulu sih mak “ nada suara boim tetap datar.
“ Alhamdulillah kita masih bisa makan im, bersyukur aja ama Allah, coba liat noh orang-orang di kolong jembatan, mao makan aja susah “ senyum emak.
Selesai sarapan boim keluar dari rumahnya menuju sekolah. Rumah kecil dengan dua kamar kecil ukuruan 2x2 meter, satu ruang tamu kecil yang kalau malam menjadi kamar tidur boim, satu dapur kecil dan satu kamar mandi kecil. Rumah kecil yang ia tinggali bersama kedua orang tua dan 3 adik perempuannya. Rumah kecil di tengah-tengah ramainya perkembangan pembangunan pinggiran kota. rumah di antara rumah-rumah kecil, yang sebagian menjadi kos-kosan dan kontrakan bagi perantau yang mengadu nasib di ibu kota. Rumah yang halamannya adalah gang kecil yang menjadi lalu lalang penduduk kampung, yang kanan kirinya adalah tembok dari rumah-kecil.
Rumah di tengah kampung yang telah terjamah kemajuan pembangunan, kampung yang sesak dengan rumah-rumah kecil yang menjadi kos-kosan dan kontrakan, kampung dengan gang-gang sempit yang hanya bisa dilewati satu motor dan satu pejalan kaki, kampung yang warna hijaunya digantikan warna-warni rumah-rumah kecil yang menjadi kos-kosan dan kontrakan, kampung yang jika hujan turun dengan deras selama 30 menit saja akan banjir karena saluran airnya banyak yang di pampet untuk membangun rumah-rumah kecil yang menjadi kos-kosan dan kontrakan.

***

“ im, pulang sekolah maen ke rumah gue yuk “ ajak candra di waktu istirahat.
Boim diam belum menjawab.
“ tenang aja im, bokap nyokap gue masih ngantor, kaga usah takut im “ candra menambahkan.
“ emang lu kira gue takut ama bonyok lu can !, parah lu nakutin-nakutin anak orang ama bonyok lu sendiri “ jawab boim.
“ lagian elu gue ajak ngomong diem aja. professor bukan lu diem-dieman gitu, professor mah diem mikir, lah elu ?? “ seloroh candra.
“ sial lu can ! gue diem mikirin nasib gue yang jomblo nih “ balas boim yang di iringi tawa mereka berdua. Boim diam karena satu alasan ketika candra mengajaknya main ke rumahnya.
“ trus gimana, jadi kan kita ke rumah gue pulang sekolah “
“ oke dah, jadi jadi “
Boim terdiam sejenak di depan pagar rumah yang tidak kecil, rumah dengan pagar besi setinggi dua meter yang membentengi rumah yang tidak kecil dengan dua tingkat. Pagar yang membentengi halaman rumah dengan taman dan kolam ikan di tengahnya, pagar yang membentengi garasi yang muat 2 mobil.
“ ngapain lu cengo di situ im ? ayo masuk “ ajak candra setelah pembantunya membukakan pintu.
“ gede rumah lu can, kaga kaya rumah gue “ jawab boim yang masih terkesima dengan rumah yang tidak kecil yang ada di hadapannya.
“ rumah bonyok gue im, gede tapi sepi im, makanya gue ngajak lu maen ke sini “.
“ ngimpi kali gue punya rumah kaya gini can “ boim belum selesai dengan takjubnya berada di rumah yang tidak kecil, melihat ruang tamu luas dengan sofa empuk dan televise home teather. Melihat kamar candra yang tidak kecil dengan spring bed, televisi sendiri lengkap dengan play stasion, sebuah laptop dan ac. Rumah dengan dapur yang tidak kecil yang bersebelahan dengan ruang makan. Rumah dengan kamar mandi yang tidak kecil di tiap kamarnya. Rumah yang tidak kecil yang di tinggali candra, kedua orangtuanya, satu adik perempuan, dan 3 orang pembantu.
“ bonyok lu kapan balik can ? “ Tanya boim.
“ paling cepet jam tujuh malem lah, itu kalo gak kejebak macet im, tapi lebih sering di atas jam 8 malem. belom lagi kalo ada rapat dan tugas keluar kota im, paling-paling gue ama sinta aja bedua, eh berlima ding ama pembantu “ candra tertawa.
“ gak enak im, sepi. Bonyok gue sibuk banget, pagi ketemu paling sebentar doang, semua sibuk urusan masing2, malem mereka cape belom lagi kalo urusan ada urusan kantor. Kangen gue masakan nyokap gue im, tiap hari makan masakan mbak iyem mulu im “ jelas candra datar, terlihat kesedihan dan harapan di raut wajah candra.
Boim terdiam, dia mulai merasakan sedikit sunyi di rumah yang tidak kecil itu.
“ besok gantian gue maen ke rumah lu ya im, kangen gue ama nyokap lu “
Boim terdiam, walau sebenarnya dia mendengar permintaan candra.
“ woi ! kaya professor lu lama-lama im, diem mulu “ sergah candra.
“ weh, sori-sori “ boim terhentak.
“ rumah gue kecil can “ timpal boim.
“ emang gue pikirin, orang gue kangen ama nyokap lu “ sela candra.

***

“ silahkan masuk candra, wah emak kangen nih ama candra “ emak mempersilahkan candra masuk dengan wajah ceria.
“ terima kasih mak, makanya saya dateng nih mak, menjawab kangennya emak “ cengir candra.
“ gimana kabar mama dan papa can ? juga kabar sinta “ Tanya emak.
“ biasa lah mak, papa mama sibuuuuk “ jawab candra.
“ tapi kan buat candra dan sinta juga tuh “ senyum emak. Candra membalas dengan senyum yang ia paksakan.
“ assalamu’alaikum, eh ada candra, udah lama can ? “ sapa bapak boim di depan pintu.
“ wa’alaikum salam, baru aja pak, udah pulang ni pak ? “ jawab candra tersenyum.
“ lagi istirahat can, nyempetim makan siang di rumah sama keluarga “
Candra diam dengan tatapan bangga menyimpan sedih dan harapan.
“ kebetulan nih can, kalo gitu makan siang bareng di sini ya “ ajak emak.
“ kalo nggak ngerepotin mak “ balas candra.
“ nggaaa, malah emak seneng candra mao makan siang di sini , tapi lauknya Cuma tumis kangkung, telor dadar, tempe ama sambel aja nih can, Cuma itu adanya “ timpal emak.
“ wah, enak tu mak tumis kangkung dan tempe itu kesukaan saya, apalagi tambah sambel buatan emak “ balas candra menghibur.
Mereka pun makan siang bersama dengan lauk seadanya. Makan siang yang berisi dengan kebersamaan, canda, ceria, kehangatan. Makan siang di rumah kecil.
“ gue iri ama lu im “
“ iri kenapa can ? “ jawab boim heran.
“ kehangatan dan kebersamaan keluarga lu, makan masakan emak lu sendiri, sering kumpul bareng, sharing...” candra terdiam, tampak kesedihan di mukanya.
“ asli im... ngiri gue ama lu, rumah gue emang gede, makanan apa aja gue mao ada, apa yang gue pengen ada.. tapi ini yang gue pengen im. Kebersamaan bersama keluarga..” lanjut candra pelan.
“ syukur lo im punya keluarga yang asyik “
Boim terdiam, tersentuh dengan kata-kata candra. Syukur...

***

Pagi yang cerah seperti pagi-pagi sebelumnya, semua orang bersiap-siap menuju aktifitasnya masing-masing. Tidak terkecuali boim, dia mulai pagi itu tidak seperti pagi-pagi biasanya. Boim mulai pagi itu dengan semangat dan syukur...

by : alfadhl albantany

Labels:

Saturday 12 November 2011

Mawar Terpendam

Suatu hari seseorang menanam benih pohon mawar, dia menyirami dan mengurusinya dengan penuh perhatian, dia terus memperhatikan pertumbuhan pohon mawar tersebut hingga besar .

Dia begitu senang melihat kuncup bunga yang semakin membesar, akan tetapi dia juga melihat duri-duri tajam yang keluar dari tangkainya, kemudian dia berfikir dan berprasangka, “ bagaimana mungkin bunga yang indah akan muncul dari tanaman yang penuh dengan duri-duri tajam ? “, dia begitu terbawa, kecewa dan putus asa dengan prasangkanya sendiri, lalu mulai berhenti untuk menyirami dan mengurusi pohon mawan tersebut. Maka sebelum kuncup bunga mekar, pohon tersebut mati.

Begitu pula dengan banyak manusia. Sesungguhnya di dalam tiap jiwa terdapat mawar yang indah. Tuhan telah menanamkan potensi-potensi keindahan dalam tiap diri manusia ketika dilahirkan, yang kian mekar di sela duri-duri kekurangan dan kesalahan yang dilakukan. Banyak dari manusia yang ketika berkaca melihat dirinya, hanyalah melihat duri-duri tajam, hanya melihat cacat dan kekurangan.

Kita putus asa, menyangka bahwasanya tidak mungkin ada kebaikan yang akan muncul dari diri kita. Menjadikan Kita enggan menyirami potensi kebaikan yang kita miliki, yang akhirnya menjadi layu dan mati. Kita tidak pernah menyadari akan potensi diri.

Beberapa orang tidak dapat melihat mawar indah yang ada dalam diri mereka, sehingga orang lain perlu menunjukan mawar itu pada dirinya. Salah satu anugerah besar yang dapat diraih manusia adalah ; dia mampu mengenyampingkan dan menyingkirkan duri-duri yang dia lihat, lalu kemudian menemukan mawar indah yang tertanam dalam dirinya.
Ini adalah salah satu karakter cinta… ketika melihat manusia, mengetahui kekurangan-kekurangan mereka dan menerima orang tersebut dalam kehidupan kita… sambil mengungkap kemuliaan yang ada dalam jiwa mereka. Membantu sesama agar dapat memperbaiki kesalahan mereka. Jika kita dapat memperlihatkan mawar indah yang ada dalam diri mereka, maka mereka akan berusaha menaklukan duri-duri yang ada, lalu kemudian mawar tersebut akan terus mekar dan indah.

Diterjemahkan dari : the rose within – the inspiring short stories, (dengan sedikit improvisasi).

Diterjemahkan oleh : elfadhl elbantany.

Friday 23 September 2011

Kau tidak apa-apa anak ku..?

Kau tidak apa-apa anak ku..?

Kisah ini saya dengar dari guru saya, “bapak” juga penasehat spiritual saya, almarhum kyai haji abdul halim dhimyathi semoga Allah menerangi kuburnya dan memberikan tempat mulia di sisi-Nya.



Sekedar share, semoga kita dapat memetik hiukmahnya.



Alkisah hiduplah seorang anak laki-laki sebut saja Rijal bersama seorang ibu yang sangat mencintainya, ayahnya telah meninggal ketika usianya masih sangat kecil.



Sang ibu sangat mencintai anaknya. Sebagai orang tua tunggal, dia berusaha menghidupi diri dan anaknya sekuat tenaga. Rijal pun sangat mencintai ibunya, yang sangat sayang kepadanya dan telah banyak berkorban untuk melindungi dan membesarkannya.



Rijal pun telah tumbuh dewasa, dan mengenal seorang wanita. Wanita cantik yang menjadi dambaan semua pria. Dengan kegigihan usahanya, akhirnya sang wanita bersedia menerimanya.



Sang ibu awalnya kurang setuju dengan hubungan keduanya, dia melihat ada kekurangan dalam diri si wanita, penilaian yang didasarkan pandangan seorang wanita sekaligus ibu. Tetapi demi kebahagiaan si anak, sang ibu akhirnya menyetujui pernikahan mereka.



Setelah menikah, Rijal tinggal bersama istrinya. Sang ibu tinggal di rumah lamanya seorang diri.



Rijal sering mengunjungi ibunya untuk melihat keadaan ibu yang di cintainya, begitu pula sang ibu, sering mengunjungi Rijal untuk melihat keluarga anak yang di cintainya.



Ketika Rijal mengunjungi ibunya atau ketika sang ibu mengunjungi anaknya, istri Rijal merasa cemburu, dia merasa Rijal lebih mementingkan ibu dari pada istrinya, dia merasa rijal lebih mencintai ibunya. Makin lama kecemburuan itu berubah menjadi kebencian, ya.. istri Rijal sangat membenci mertuanya.



“ apakah kau mencitai ku wahai suamiku ? “. Tanya istri Rijal suati hari.



“ tentu saja wahai cintaku “. Jawab Rijal.



“ apakah kau mencintaiku lebih dari segalanya dan akan melakukan apa saja demi cinta mu kepadaku ? “. Tanya istri Rijal lagi.



“ tentu saja, aku akan lakukan apa saja demi membuktikan ketulusan cinta ku kepada mu “. Jawab rijal penuh kesungguhan.



“ aku melihat kau lebih mencintai ibumu dari pada aku “ lanjut istri Rijal.



“ aku mencintainya karena dia ibuku “. Bela Rijal.



“ aku ingin kau mencintaiku lebih dari segalanya wahai suamiku ! buktikan pengakuan cinta tulusmu kepadaku ! “. Bentak istri Rijal.



“ dengan apa aku harus membuktikan cinta tulusku kepadamu cintaku ? “. Tanya rijal pasti.



“ buktikan cintamu dengan membawa kepala ibumu kehadapanku ! “.



“ maksudmu… aku harus membunuh ibuku ?? “ Rijal memastikan seakan tidak percaya.



“ aku tidak main-main Rijal ! kau pilih aku atau ibumu ! “ bentak istri Rijal lagi, “ jika kau tidak membawa kepala ibumu, aku akan pergi meninggalkanmu ! “.



Rijal terdiam, bingung terpaku. Bagai disambar petir, menghadapi dilema besar dalam hidupnya. Dia sangat mencintai istrinya yang sangat cantik, yang dahulu dia berusaha mati-matian untuk mendapatkan hatinya. Di sisi lain dia juga sangat mencintai ibunya yang sangat mencintainya, yang telah banyak berkorban untuk melindungi dan membesarkannya sejak kecil.



Rijal yang masih bingung dalam dilema terus dikompori oleh sang istri untuk membuktikan cintanya. Lama kelamaan hati Rijal mulai gelap, dia mulai takut kehilangan wanita cantik yang dicintainya.



“ kau datang sendiri saja jal ? “ Tanya sang ibu ketika Rijal datang di sore hari.



“ istriku kurang enak badan bu, dia sedang istirahat di rumah “. jawab Rijal.



“ oh.. semoga istrimu cepat sembuh jal. kau sudah makan ? di dapur masih ada masakan ibu tadi siang, makanlah “.

Sang ibu telah terlelap tidur di kamarnya. Rijal mulai beranjak untuk melaksanakan niatnya membuktikan cinta kepada istrinya.



“ Dia adalah ibumu sendiri Rijal, yang telah mengandungmu selama 9 bulan, yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan mu, yang telah berkorban untuk melindungi dan membesarkanmu sejak kecil sampai kau dewasa, tega kah kau membunuhnya demi wanita yang baru beberapa tahun kau kenal ? “. Hati kecil Rijal mulai berontak.

Rijal mulai ragu untuk melaksanakan niatnya. Akan tetapi kata-kata istrinya yang mengiang di telinga Rijal mulai memanasinya untuk melaksanakan pekerjaan terkeji dalam hidup seorang manusia. Mendurhakai ibu kandungnya, bukan hanya itu.. membawa kepala ibu yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkannya dengan kasih sayang demi pembuktian cinta.



Hati Rijal kembali gelap, berontak hati kecilnya tertutup oleh ngiang nyanyian sang istri “ kau pilih aku atau ibumu ! “. Dengan sebilah golok tajam yang ia persiapkan dari rumahnya, Rijal berjalan memasuki kamar ibunya.

Sang ibu terlelap dengan tenang dalam tidurnya, tenang karena merasa aman dengan kehadiran anak laki-laki yang selama ini dia besarkan dengan kasih sayang.



Rijal semakin dekat dengan ranjang dimana sang ibu terlelap tenang. Hati kecil yang berontak sama sekali tak meringankan langkah kaki Rijal. Kemudian dengan hati yang sudah sangat keras dan gelap, tanpa ragu Rijal menggorok leher sang ibu. Ibu Rijal tetap bergeming dalam lelap tenangnya, terlelap tenang karena merasa aman dengan kehadiran anak kesayangannya, dan akhirnya terlelap tenang untuk selamanya.



Rijal membungkus kepala ibunya dan beranjak pulang ke rumahnya.



Awan gelap menyelimuti langit, sebagaimana kegelapan menutup hati Rijal. Hujan pun mulai turun dengan deras, di iringi petir yang menyambar-nyambar, langit seakan murka dengan kekejian yang terjadi malam itu. Rijal sudah tidak sabar ingin sampai di rumah dan menunjukan bukti cinta kepada istrinya, hujan deras dan kilatan petir yang menyambar tidak di hiraukannya, dia terus berlari menuju rumahnya.



Hujan deras membuat tanah yang Rijal lalui menjadi licin, akan tetapi semangat Rijal untuk memperlihatkan bukti cinta tidak membuatnya memperlambat larinya. Akhirnya Rijal terpeleset dan terjatuh, bungkusan kepala ibunya terlepas dan terjatuh beberapa hasta darinya.



Rijal masih tertelungkup dengan wajah berlumuran lumpur, dia berusaha untuk bangun. Bersamaan dengan itu dia lihat kepala ibunya memandang ke arahnya, wajah yang tenang dan damai, tiba-tiba mimik wajah sang ibu memperlihatkan kekhawatiran. Lalu Rijal mendengar suara yang tidak asing, yang keluar dari kepala di hadapannya “ hati-hati nak.. kau tidak apa-apa anakku..? ”.



Rijal terpaku, tubuhnya lemas, hatinya yang gelap dan keras mulai meleleh, mengalirkan air mata penyesalan.



Terkadang kita merasa orang tua kita egois terutama ibu, tidak mau menuruti keinginan kita, selalu melarang, selalu ingin di dengar.



Tapi pernahkah kita membuka mata kita untuk memandang sebagai mereka memandang ? pandangan kasih sayang kepada anak-anak yang telah mereka kandung selama 9 bulan, pandangan kasih sayang kepada anak yang mereka lahirkan ke dunia dengan taruhan nyawa, pandangan mereka kepada anak yang mereka susui selama 2 tahun, pandangan mereka kepada anak yang mereka telah berkorban untuk melindungi dan membesarkannya… pandangan kasih sayang seorang ibu..



Kita terkadang tidak menyadari, bahwa diri kita lah yang mungkin telah egois, yang selalu ingin di turuti, yang hanya memandang kepentingan sendiri.

Bukalah mata kita, dan memandanglah dengan pandangan mereka, sebelum kita berbuat sesuatu yang akan menghasilkan penyelasan.



Ditulis oleh : elfadhl elbantany

Monday 8 August 2011

Tingkatan-tingkatan cinta

Memenuhi tagihan dari seorang sahabat u/menulis sedikit tentang cinta, semoga dapat menambah wacana dan semakin dalam & sempurnanya cinta kita kepada-Nya..
Al-‘alaqah ( hubungan / ikatan ). Dinamakan hubungan/ikatan karena keterikatan hati kepada yang dicinta ( baca : kekasih ).
Al-iradah ( kehendak / keinginan ). Ini adalah kecondongan hati kepada yang di cinta dan berusaha untuk mencari/menjumpai yang dicinta.
Ashobabah ( kerinduan ). Adalah kerinduan hati kepada yang dicinta, dimana kerinduan ini timbul secara alami & diri tidak dapat mengaturnya, sebagaimana air yang senantiasa memenuhi batas (pinggiran media).
Al-gharaam ( kerinduan yang menyala-nyala ). Adalah cinta yang selalu ada didalam hati, tidak pernah keluar dari dalamnya, & selalu menyertai hati. Maka abzab neraka dikatakan gharaaman karena senantiasa setia dengan penghuninya, tidak pernah melepasnya.
Al-wadaad ( kasih sayang ). Adalah kelembutan cinta, inti cinta dan kemurniaanya, dan Al-waduud termasuk dari nama-nama Allah yang maha tinggi.
Assyaghof ( cinta yang meluap-luap ). Dikatakan sangat cinta kepada sesuatu dan dia sangat mencintainya. Sangat mencintai yang di cinta, cintanya telah meluap-luap, cinta yang membuatnya tergila-gila. atau dapat dikatakan cintanya telah masuk kedalam relung hati & sanubari.
Al-‘isyq ( cinta yang sangat ). Adalah cinta yang yang teramat sangat, cinta yang melampaui batas, tingkatan ini perlu dikendalikan karena dapat membuat seseorang tergila-gila, mengalahkan batas sadar. Sehingga ibnu ‘abbas pernah minta penjagaan kepada Allah dari Al-‘isyq yg melampaui batas.
Attatayyum ( penghambaan ), Merendahkan diri. Dikatakan cinta telah menghambakannya, dan taimullah berarti juga ‘abdullah ( hamba Allah ).
Atta’abbud ( peribadahan ). Tingkat ini di atas attatayyum/penghambaan. Karena sesungguhnya diri hamba adalah totalitas milik sang kekasih ( Tuhan ), tak tersisa sedikitpun dari dirinnya, baik lahir maupun batin, semua milik sang kekasih. Dan ini adalah hakikat peribadahan, barang siapa telah menyempurnakan sifat ini, maka telah sempurna cintanya...
Semoga cinta kita akan menjadi cinta yang sempurna kepada-Nya.
Diterjemahkan dari kitab madaarij assaalikin, karya al-imam ibnu qayyim al-jauziyyah.

Monday 18 April 2011

Good Quotations by Famous People:

Famous quotes, witty quotes, and funny quotations collected by Gabriel Robins over the years.

"Moral indignation is jealousy with a halo."
- H. G. Wells (1866-1946)

"Glory is fleeting, but obscurity is forever."
- Napoleon Bonaparte (1769-1821)

"Victory goes to the player who makes the next-to-last mistake."
- Chessmaster Savielly Grigorievitch Tartakower (1887-1956)

"Don't be so humble - you are not that great."
- Golda Meir (1898-1978) to a visiting diplomat

"His ignorance is encyclopedic"
- Abba Eban (1915-2002)

"If a man does his best, what else is there?"
- General George S. Patton (1885-1945)

"Political correctness is tyranny with manners."
- Charlton Heston (1924-2008)

"You can avoid reality, but you cannot avoid the consequences of avoiding reality."
- Ayn Rand (1905-1982)

"When one person suffers from a delusion it is called insanity; when many people suffer from a delusion it is called religion."
- Robert Pirsig (1948-)

"Sex and religion are closer to each other than either might prefer."
- Saint Thomas Moore (1478-1535)

"I can write better than anybody who can write faster, and I can write faster than anybody who can write better."
- A. J. Liebling (1904-1963)

"People demand freedom of speech to make up for the freedom of thought which they avoid."
- Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855)

"Give me chastity and continence, but not yet."
- Saint Augustine (354-430)

"Not everything that can be counted counts, and not everything that counts can be counted."
- Albert Einstein (1879-1955)

"Only two things are infinite, the universe and human stupidity, and I'm not sure about the former."
- Albert Einstein (1879-1955)

"A lie gets halfway around the world before the truth has a chance to get its pants on."
- Sir Winston Churchill (1874-1965)

"You may not be interested in war, but war is interested in you."
- Leon Trotsky (1879-1940)

"I do not feel obliged to believe that the same God who has endowed us with sense, reason, and intellect has intended us to forgo their use."
- Galileo Galilei (1564-1642)

"We are all atheists about most of the gods humanity has ever believed in. Some of us just go one god further."
- Richard Dawkins (1941-)

"The artist is nothing without the gift, but the gift is nothing without work."
- Emile Zola (1840-1902)

"This book fills a much-needed gap."
- Moses Hadas (1900-1966) in a review

"The full use of your powers along lines of excellence."
- definition of "happiness" by John F. Kennedy (1917-1963)

"I'm living so far beyond my income that we may almost be said to be living apart."
- e e cummings (1894-1962)

"Give me a museum and I'll fill it."
- Pablo Picasso (1881-1973)

"Assassins!"
- Arturo Toscanini (1867-1957) to his orchestra

"I'll moider da bum."
- Heavyweight boxer Tony Galento, when asked what he thought of William Shakespeare

"In theory, there is no difference between theory and practice. But in practice, there is."
- Yogi Berra

"I find that the harder I work, the more luck I seem to have."
- Thomas Jefferson (1743-1826)

"Each problem that I solved became a rule which served afterwards to solve other problems."
- Rene Descartes (1596-1650), "Discours de la Methode"

"In the End, we will remember not the words of our enemies, but the silence of our friends."
- Martin Luther King Jr. (1929-1968)

"Whether you think that you can, or that you can't, you are usually right."
- Henry Ford (1863-1947)

"Do, or do not. There is no 'try'."
- Yoda ('The Empire Strikes Back')

"The only way to get rid of a temptation is to yield to it."
- Oscar Wilde (1854-1900)

"Don't stay in bed, unless you can make money in bed."
- George Burns (1896-1996)

"I don't know why we are here, but I'm pretty sure that it is not in order to enjoy ourselves."
- Ludwig Wittgenstein (1889-1951)

"There are no facts, only interpretations."
- Friedrich Nietzsche (1844-1900)

"Nothing in the world is more dangerous than sincere ignorance and conscientious stupidity."
- Martin Luther King Jr. (1929-1968)

"The use of COBOL cripples the mind; its teaching should, therefore, be regarded as a criminal offense."
- Edsgar Dijkstra (1930-2002)

"C makes it easy to shoot yourself in the foot; C++ makes it harder, but when you do, it blows away your whole leg."
- Bjarne Stroustrup

"A mathematician is a device for turning coffee into theorems."
- Paul Erdos (1913-1996)

"Problems worthy of attack prove their worth by fighting back."
- Paul Erdos (1913-1996)

"Try to learn something about everything and everything about something."
- Thomas Henry Huxley (1825-1895)

"Dancing is silent poetry."
- Simonides (556-468bc)

"The only difference between me and a madman is that I'm not mad."
- Salvador Dali (1904-1989)

"If you can't get rid of the skeleton in your closet, you'd best teach it to dance."
- George Bernard Shaw (1856-1950)

"But at my back I always hear Time's winged chariot hurrying near."
- Andrew Marvell (1621-1678)

"Good people do not need laws to tell them to act responsibly, while bad people will find a way around the laws."
- Plato (427-347 B.C.)

"The power of accurate observation is frequently called cynicism by those who don't have it."
- George Bernard Shaw (1856-1950)

"Whenever I climb I am followed by a dog called 'Ego'."
- Friedrich Nietzsche (1844-1900)

"Everybody pities the weak; jealousy you have to earn."
- Arnold Schwarzenegger (1947-)

"Against stupidity, the gods themselves contend in vain."
- Friedrich von Schiller (1759-1805)

"We have art to save ourselves from the truth."
- Friedrich Nietzsche (1844-1900)

"Never interrupt your enemy when he is making a mistake."
- Napoleon Bonaparte (1769-1821)

"I think 'Hail to the Chief' has a nice ring to it."
- John F. Kennedy (1917-1963) when asked what is his favorite song

"I have nothing to declare except my genius."
- Oscar Wilde (1854-1900) upon arriving at U.S. customs 1882

"Human history becomes more and more a race between education and catastrophe."
- H. G. Wells (1866-1946)

"Talent does what it can; genius does what it must."
- Edward George Bulwer-Lytton (1803-1873)

"The difference between 'involvement' and 'commitment' is like an eggs-and-ham breakfast: the chicken was 'involved' - the pig was 'committed'."
- unknown

"Women might be able to fake orgasms. But men can fake a whole relationship."
- Sharon Stone

"If you are going through hell, keep going."
- Sir Winston Churchill (1874-1965)

"He who has a 'why' to live, can bear with almost any 'how'."
- Friedrich Nietzsche (1844-1900)

"Many wealthy people are little more than janitors of their possessions."
- Frank Lloyd Wright (1868-1959)

"I'm all in favor of keeping dangerous weapons out of the hands of fools. Let's start with typewriters."
- Frank Lloyd Wright (1868-1959)

"Some cause happiness wherever they go; others, whenever they go."
- Oscar Wilde (1854-1900)

"God is a comedian playing to an audience too afraid to laugh."
- Voltaire (1694-1778)

"He is one of those people who would be enormously improved by death."
- H. H. Munro (Saki) (1870-1916)

"I am ready to meet my Maker. Whether my Maker is prepared for the great ordeal of meeting me is another matter."
- Sir Winston Churchill (1874-1965)

"I shall not waste my days in trying to prolong them."
- Ian L. Fleming (1908-1964)

"If you can count your money, you don't have a billion dollars."
- J. Paul Getty (1892-1976)

"Facts are the enemy of truth."
- Don Quixote - "Man of La Mancha"

"When you do the common things in life in an uncommon way, you will command the attention of the world."
- George Washington Carver (1864-1943)

"How wrong it is for a woman to expect the man to build the world she wants, rather than to create it herself."
- Anais Nin (1903-1977)

"I have not failed. I've just found 10,000 ways that won't work."
- Thomas Alva Edison (1847-1931)

"I begin by taking. I shall find scholars later to demonstrate my perfect right."
- Frederick (II) the Great

"Maybe this world is another planet's Hell."
- Aldous Huxley (1894-1963)

"Blessed is the man, who having nothing to say, abstains from giving wordy evidence of the fact."
- George Eliot (1819-1880)

"Once you eliminate the impossible, whatever remains, no matter how improbable, must be the truth."
- Sherlock Holmes (by Sir Arthur Conan Doyle, 1859-1930)

"Black holes are where God divided by zero."
- Steven Wright

"I've had a wonderful time, but this wasn't it."
- Groucho Marx (1895-1977)

"It's kind of fun to do the impossible."
- Walt Disney (1901-1966)

"We didn't lose the game; we just ran out of time."
- Vince Lombardi

"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds, and the pessimist fears this is true."
- James Branch Cabell

"A friendship founded on business is better than a business founded on friendship."
- John D. Rockefeller (1874-1960)

"All are lunatics, but he who can analyze his delusion is called a philosopher."
- Ambrose Bierce (1842-1914)

"You can only find truth with logic if you have already found truth without it."
- Gilbert Keith Chesterton (1874-1936)

"An inconvenience is only an adventure wrongly considered; an adventure is an inconvenience rightly considered."
- Gilbert Keith Chesterton (1874-1936)

"I have come to believe that the whole world is an enigma, a harmless enigma that is made terrible by our own mad attempt to interpret it as though it had an underlying truth."
- Umberto Eco

"Be nice to people on your way up because you meet them on your way down."
- Jimmy Durante

"The true measure of a man is how he treats someone who can do him absolutely no good."
- Samuel Johnson (1709-1784)

"A people that values its privileges above its principles soon loses both."
- Dwight D. Eisenhower (1890-1969), Inaugural Address, January 20, 1953

"The significant problems we face cannot be solved at the same level of thinking we were at when we created them."
- Albert Einstein (1879-1955)

"Basically, I no longer work for anything but the sensation I have while working."
- Albert Giacometti (sculptor)

"There's a limit to how many times you can read how great you are and what an inspiration you are, but I'm not there yet."
- Randy Pausch (1960-2008)

"It is far better to grasp the Universe as it really is than to persist in delusion, however satisfying and reassuring."
- Carl Sagan (1934-1996)

"All truth passes through three stages. First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as being self-evident."
- Arthur Schopenhauer (1788-1860)

"Many a man's reputation would not know his character if they met on the street."
- Elbert Hubbard (1856-1915)

"There is more stupidity than hydrogen in the universe, and it has a longer shelf life."
- Frank Zappa

"Perfection is achieved, not when there is nothing more to add, but when there is nothing left to take away."
- Antoine de Saint Exupery

"Life is pleasant. Death is peaceful. It's the transition that's troublesome."
- Isaac Asimov

"If you want to make an apple pie from scratch, you must first create the universe."
- Carl Sagan (1934-1996)

"It is much more comfortable to be mad and know it, than to be sane and have one's doubts."
- G. B. Burgin

"Once is happenstance. Twice is coincidence. Three times is enemy action."
- Auric Goldfinger, in "Goldfinger" by Ian L. Fleming (1908-1964)

"To love oneself is the beginning of a lifelong romance"
- Oscar Wilde (1854-1900)

"Knowledge speaks, but wisdom listens."
- Jimi Hendrix

"A clever man commits no minor blunders."
- Goethe (1749-1832)

"Argue for your limitations, and sure enough they're yours."
- Richard Bach

"A witty saying proves nothing."
- Voltaire (1694-1778)

"Sleep is an excellent way of listening to an opera."
- James Stephens (1882-1950)

"The nice thing about being a celebrity is that if you bore people they think it's their fault."
- Henry Kissinger (1923-)

"Education is a progressive discovery of our own ignorance."
- Will Durant

"I have often regretted my speech, never my silence."
- Xenocrates (396-314 B.C.)

"It was the experience of mystery -- even if mixed with fear -- that engendered religion."
- Albert Einstein (1879-1955)

"If everything seems under control, you're just not going fast enough."
- Mario Andretti

"I do not consider it an insult, but rather a compliment to be called an agnostic. I do not pretend to know where many ignorant men are sure -- that is all that agnosticism means."
- Clarence Darrow, Scopes trial, 1925.

"Obstacles are those frightful things you see when you take your eyes off your goal."
- Henry Ford (1863-1947)

"I'll sleep when I'm dead."
- Warren Zevon (1947-2003)

"There are people in the world so hungry, that God cannot appear to them except in the form of bread."
- Mahatma Gandhi (1869-1948)

"When you gaze long into the abyss, the abyss also gazes into you."
- Friedrich Nietzsche (1844-1900)

"The instinct of nearly all societies is to lock up anybody who is truly free. First, society begins by trying to beat you up. If this fails, they try to poison you. If this fails too, they finish by loading honors on your head."
- Jean Cocteau (1889-1963)

"Everyone is a genius at least once a year; a real genius has his original ideas closer together."
- Georg Lichtenberg (1742-1799)

"Success usually comes to those who are too busy to be looking for it"
- Henry David Thoreau (1817-1862)

"While we are postponing, life speeds by."
- Seneca (3BC - 65AD)

"Where are we going, and why am I in this handbasket?"
- Bumper Sticker

"God, please save me from your followers!"
- Bumper Sticker

"Fill what's empty, empty what's full, and scratch where it itches."
- the Duchess of Windsor, when asked what is the secret of a long and happy life

"First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win."
- Mahatma Gandhi (1869-1948)

"Luck is the residue of design."
- Branch Rickey - former owner of the Brooklyn Dodger Baseball Team

"Tragedy is when I cut my finger. Comedy is when you walk into an open sewer and die."
- Mel Brooks

"Most people would sooner die than think; in fact, they do so."
- Bertrand Russell (1872-1970)

"Wit is educated insolence."
- Aristotle (384-322 B.C.)

"My advice to you is get married: if you find a good wife you'll be happy; if not, you'll become a philosopher."
- Socrates (470-399 B.C.)

"Advice is what we ask for when we already know the answer but wish we didn't"
- Erica Jong (1942-)

"Show me a woman who doesn't feel guilty and I'll show you a man."
- Erica Jong (1942-)

"I've learned that people will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel."
- Maya Angelou (1928-)

"Egotist: a person more interested in himself than in me."
- Ambrose Bierce (1842-1914)

"A narcissist is someone better looking than you are."
- Gore Vidal

"Wise men make proverbs, but fools repeat them."
- Samuel Palmer (1805-80)

"It has become appallingly obvious that our technology has exceeded our humanity."
- Albert Einstein (1879-1955)

"The secret of success is to know something nobody else knows."
- Aristotle Onassis (1906-1975)

"Sometimes when reading Goethe I have the paralyzing suspicion that he is trying to be funny."
- Guy Davenport

"When you have to kill a man, it costs nothing to be polite."
- Sir Winston Churchill (1874-1965)

"Any man who is under 30, and is not a liberal, has no heart; and any man who is over 30, and is not a conservative, has no brains."
- Sir Winston Churchill (1874-1965)

"The opposite of a correct statement is a false statement. The opposite of a profound truth may well be another profound truth."
- Niels Bohr (1885-1962)

"We all agree that your theory is crazy, but is it crazy enough?"
- Niels Bohr (1885-1962)

"When I am working on a problem I never think about beauty. I only think about how to solve the problem. But when I have finished, if the solution is not beautiful, I know it is wrong."
- Buckminster Fuller (1895-1983)

"In science one tries to tell people, in such a way as to be understood by everyone, something that no one ever knew before. But in poetry, it's the exact opposite."
- Paul Dirac (1902-1984)

"I would have made a good Pope."
- Richard M. Nixon (1913-1994)

"In any contest between power and patience, bet on patience."
- W.B. Prescott

"Anyone who considers arithmetical methods of producing random digits is, of course, in a state of sin."
- John von Neumann (1903-1957)

"The mistakes are all waiting to be made."
- chessmaster Savielly Grigorievitch Tartakower (1887-1956) on the game's opening position

"It is unbecoming for young men to utter maxims."
- Aristotle (384-322 B.C.)

"Grove giveth and Gates taketh away."
- Bob Metcalfe (inventor of Ethernet) on the trend of hardware speedups not being able to keep up with software demands

"Reality is merely an illusion, albeit a very persistent one."
- Albert Einstein (1879-1955)

"One of the symptoms of an approaching nervous breakdown is the belief that one's work is terribly important."
- Bertrand Russell (1872-1970)

"A little inaccuracy sometimes saves a ton of explanation."
- H. H. Munro (Saki) (1870-1916)

"There are two ways of constructing a software design; one way is to make it so simple that there are obviously no deficiencies, and the other way is to make it so complicated that there are no obvious deficiencies. The first method is far more difficult."
- C. A. R. Hoare

"Make everything as simple as possible, but not simpler."
- Albert Einstein (1879-1955)

"What do you take me for, an idiot?"
- General Charles de Gaulle (1890-1970), when a journalist asked him if he was happy

"I heard someone tried the monkeys-on-typewriters bit trying for the plays of W. Shakespeare, but all they got was the collected works of Francis Bacon."
- Bill Hirst

"Three o'clock is always too late or too early for anything you want to do."
- Jean-Paul Sartre (1905-1980)

"A doctor can bury his mistakes but an architect can only advise his clients to plant vines."
- Frank Lloyd Wright (1868-1959)

"It is dangerous to be sincere unless you are also stupid."
- George Bernard Shaw (1856-1950)

"If you haven't got anything nice to say about anybody, come sit next to me."
- Alice Roosevelt Longworth (1884-1980)

"A man can't be too careful in the choice of his enemies."
- Oscar Wilde (1854-1900)

"Forgive your enemies, but never forget their names."
- John F. Kennedy (1917-1963)

"Logic is in the eye of the logician."
- Gloria Steinem

"No one can earn a million dollars honestly."
- William Jennings Bryan (1860-1925)

"Everything has been figured out, except how to live."
- Jean-Paul Sartre (1905-1980)

"Well-timed silence hath more eloquence than speech."
- Martin Fraquhar Tupper

"Thank you for sending me a copy of your book - I'll waste no time reading it."
- Moses Hadas (1900-1966)

"From the moment I picked your book up until I laid it down I was convulsed with laughter. Some day I intend reading it."
- Groucho Marx (1895-1977)

"It is better to have a permanent income than to be fascinating."
- Oscar Wilde (1854-1900)

"When ideas fail, words come in very handy."
- Goethe (1749-1832)

"In the end, everything is a gag."
- Charlie Chaplin (1889-1977)

"The nice thing about egotists is that they don't talk about other people."
- Lucille S. Harper

"You got to be careful if you don't know where you're going, because you might not get there."
- Yogi Berra

"I love Mickey Mouse more than any woman I have ever known."
- Walt Disney (1901-1966)

"He who hesitates is a damned fool."
- Mae West (1892-1980)

"Good teaching is one-fourth preparation and three-fourths theater."
- Gail Godwin

"University politics are vicious precisely because the stakes are so small."
- Henry Kissinger (1923-)

"The graveyards are full of indispensable men."
- Charles de Gaulle (1890-1970)

"You can pretend to be serious; you can't pretend to be witty."
- Sacha Guitry (1885-1957)

"Behind every great fortune there is a crime."
- Honore de Balzac (1799-1850)

"If women didn't exist, all the money in the world would have no meaning."
- Aristotle Onassis (1906-1975)

"I am not young enough to know everything."
- Oscar Wilde (1854-1900)

"Bigamy is having one wife too many. Monogamy is the same."
- Oscar Wilde (1854-1900)

"The object of war is not to die for your country but to make the other bastard die for his."
- General George Patton (1885-1945)

"Sometimes a scream is better than a thesis."
- Ralph Waldo Emerson (1803-1882)

"There is no sincerer love than the love of food."
- George Bernard Shaw (1856-1950)

"I don't even butter my bread; I consider that cooking."
- Katherine Cebrian

"I have an existential map; it has 'you are here' written all over it."
- Steven Wright

"Mr. Wagner has beautiful moments but bad quarters of an hour."
- Gioacchino Rossini (1792-1868)

"Manuscript: something submitted in haste and returned at leisure."
- Oliver Herford (1863-1935)

"I have read your book and much like it."
- Moses Hadas (1900-1966)

"The covers of this book are too far apart."
- Ambrose Bierce (1842-1914)

"Everywhere I go I'm asked if I think the university stifles writers. My opinion is that they don't stifle enough of them."
- Flannery O'Connor (1925-1964)

"Too many pieces of music finish too long after the end."
- Igor Stravinsky (1882-1971)

"Anything that is too stupid to be spoken is sung."
- Voltaire (1694-1778)

"When choosing between two evils, I always like to try the one I've never tried before."
- Mae West (1892-1980)

"I don't know anything about music. In my line you don't have to."
- Elvis Presley (1935-1977)

"No Sane man will dance."
- Cicero (106-43 B.C.)

"Hell is a half-filled auditorium."
- Robert Frost (1874-1963)

"Show me a sane man and I will cure him for you."
- Carl Gustav Jung (1875-1961)

"Vote early and vote often."
- Al Capone (1899-1947)

"If I were two-faced, would I be wearing this one?"
- Abraham Lincoln (1809-1865)

"Few things are harder to put up with than a good example."
- Mark Twain (1835-1910)

"Hell is other people."
- Jean-Paul Sartre (1905-1980)

"Now I am become death, the destroyer of worlds."
- Robert J. Oppenheimer (1904-1967) (citing from the Bhagavad Gita, after witnessing the world's first nuclear explosion)

"Happiness is good health and a bad memory."
- Ingrid Bergman (1917-1982)

"Friends may come and go, but enemies accumulate."
- Thomas Jones

"You can get more with a kind word and a gun than you can with a kind word alone."
- Al Capone (1899-1947)

"The gods too are fond of a joke."
- Aristotle (384-322 B.C.)

"Distrust any enterprise that requires new clothes."
- Henry David Thoreau (1817-1862)

"The difference between pornography and erotica is lighting."
- Gloria Leonard

"It is time I stepped aside for a less experienced and less able man."
- Professor Scott Elledge on his retirement from Cornell

"Every day I get up and look through the Forbes list of the richest people in America. If I'm not there, I go to work."
- Robert Orben

"The cynics are right nine times out of ten."
- Henry Louis Mencken (1880-1956)

"There are some experiences in life which should not be demanded twice from any man, and one of them is listening to the Brahms Requiem."
- George Bernard Shaw (1856-1950)

"And I looked, and behold a pale horse: and his name that sat on him was Death, and Hell followed with him."
- Revelation 6:8

"Attention to health is life's greatest hindrance."
- Plato (427-347 B.C.)

"Plato was a bore."
- Friedrich Nietzsche (1844-1900)

"Nietzsche was stupid and abnormal."
- Leo Tolstoy (1828-1910)

"I'm not going to get into the ring with Tolstoy."
- Ernest Hemingway (1899-1961)

"Hemingway was a jerk."
- Harold Robbins

"Men are not disturbed by things, but the view they take of things."
- Epictetus (55-135 A.D.)

"What about things like bullets?"
- Herb Kimmel, Behavioralist, Professor of Psychology, upon hearing the above quote (1981)

"How can I lose to such an idiot?"
- A shout from chessmaster Aaron Nimzovich (1886-1935)

"Not only is there no God, but try finding a plumber on Sunday."
- Woody Allen (1935-)

"I don't feel good."
- The last words of Luther Burbank (1849-1926)

"Nothing is wrong with California that a rise in the ocean level wouldn't cure."
- Ross MacDonald (1915-1983)

"Men have become the tools of their tools."
- Henry David Thoreau (1817-1862)

"I have never let my schooling interfere with my education."
- Mark Twain (1835-1910)

"It is now possible for a flight attendant to get a pilot pregnant."
- Richard J. Ferris, president of United Airlines

"I never miss a chance to have sex or appear on television."
- Gore Vidal

"I don't want to achieve immortality through my work; I want to achieve immortality through not dying."
- Woody Allen (1935-)

"Men and nations behave wisely once they have exhausted all the other alternatives."
- Abba Eban (1915-2002)

"A consensus means that everyone agrees to say collectively what no one believes individually."
- Abba Eban (1915-2002)

"To sit alone with my conscience will be judgment enough for me."
- Charles William Stubbs

"Sanity is a madness put to good uses."
- George Santayana (1863-1952)

"Imitation is the sincerest form of television."
- Fred Allen (1894-1956)

"Always do right- this will gratify some and astonish the rest."
- Mark Twain (1835-1910)

"In America, anybody can be president. That's one of the risks you take."
- Adlai Stevenson (1900-1965)

"Copy from one, it's plagiarism; copy from two, it's research."
- Wilson Mizner (1876-1933)

"Why don't you write books people can read?"
- Nora Joyce to her husband James (1882-1941)

"Some editors are failed writers, but so are most writers."
- T. S. Eliot (1888-1965)

"Criticism is prejudice made plausible."
- Henry Louis Mencken (1880-1956)

"It is better to be quotable than to be honest."
- Tom Stoppard

"Being on the tightrope is living; everything else is waiting."
- Karl Wallenda

"Opportunities multiply as they are seized."
- Sun Tzu

"A scholar who cherishes the love of comfort is not fit to be deemed a scholar."
- Lao-Tzu (570?-490? BC)

" The best way to predict the future is to invent it."
- Alan Kay

"Never mistake motion for action."
- Ernest Hemingway (1899-1961)

"I contend that we are both atheists. I just believe in one fewer god than you do. When you understand why you dismiss all the other possible gods, you will understand why I dismiss yours."
- Sir Stephen Henry Roberts (1901-1971)

"Hell is paved with good samaritans."
- William M. Holden

"The longer I live the more I see that I am never wrong about anything, and that all the pains that I have so humbly taken to verify my notions have only wasted my time."
- George Bernard Shaw (1856-1950)

"Silence is argument carried out by other means."
- Ernesto"Che"Guevara (1928-1967)

"Well done is better than well said."
- Benjamin Franklin (1706-1790)

"The average person thinks he isn't."
- Father Larry Lorenzoni

"Heav'n hath no rage like love to hatred turn'd, Nor Hell a fury, like a woman scorn'd."
- William Congreve (1670-1729)

"A husband is what is left of the lover after the nerve has been extracted."
- Helen Rowland (1876-1950)

"Learning is what most adults will do for a living in the 21st century."
- Lewis Perelman

"Dogma is the sacrifice of wisdom to consistency."
- Lewis Perelman

"Sometimes it is not enough to do our best; we must do what is required."
- Sir Winston Churchill (1874-1965)

"The man who goes alone can start today; but he who travels with another must wait till that other is ready."
- Henry David Thoreau (1817-1862)

"There is a country in Europe where multiple-choice tests are illegal."
- Sigfried Hulzer

"Ask her to wait a moment - I am almost done."
- Carl Friedrich Gauss (1777-1855), while working, when informed that his wife is dying

"A pessimist sees the difficulty in every opportunity; an optimist sees the opportunity in every difficulty."
- Sir Winston Churchill (1874-1965)

"I think there is a world market for maybe five computers."
- Thomas Watson (1874-1956), Chairman of IBM, 1943

"I think it would be a good idea."
- Mahatma Gandhi (1869-1948), when asked what he thought of Western civilization

"The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing."
- Edmund Burke (1729-1797)

"I'm not a member of any organized political party, I'm a Democrat!"
- Will Rogers (1879-1935)

"If stupidity got us into this mess, then why can't it get us out?" "
- Will Rogers (1879-1935)

"The backbone of surprise is fusing speed with secrecy."
- Von Clausewitz (1780-1831)

"Democracy does not guarantee equality of conditions - it only guarantees equality of opportunity."
- Irving Kristol

"There is no reason anyone would want a computer in their home."
- Ken Olson, president, chairman and founder of Digital Equipment Corp., 1977

"The concept is interesting and well-formed, but in order to earn better than a 'C', the idea must be feasible."
- A Yale University management professor in response to student Fred Smith's paper proposing reliable overnight delivery service (Smith went on to found Federal Express Corp.)

"Who the hell wants to hear actors talk?"
- H. M. Warner (1881-1958), founder of Warner Brothers, in 1927

"We don't like their sound, and guitar music is on the way out."
- Decca Recording Co. rejecting the Beatles, 1962

"Everything that can be invented has been invented."
- Charles H. Duell, Commissioner, U.S. Office of Patents, 1899

"Denial ain't just a river in Egypt."
- Mark Twain (1835-1910)

"A pint of sweat saves a gallon of blood."
- General George S. Patton (1885-1945)

"After I'm dead I'd rather have people ask why I have no monument than why I have one."
- Cato the Elder (234-149 BC, AKA Marcus Porcius Cato)

"He can compress the most words into the smallest idea of any man I know."
- Abraham Lincoln (1809-1865)

"Don't let it end like this. Tell them I said something."
- last words of Pancho Villa (1877-1923)

"The right to swing my fist ends where the other man's nose begins."
- Oliver Wendell Holmes (1841-1935)

"The difference between fiction and reality? Fiction has to make sense."
- Tom Clancy

"It's not the size of the dog in the fight, it's the size of the fight in the dog."
- Mark Twain (1835-1910)

"It is better to be feared than loved, if you cannot be both."
- Niccolo Machiavelli (1469-1527), "The Prince"

"Whatever is begun in anger ends in shame."
- Benjamin Franklin (1706-1790)

"The President has kept all of the promises he intended to keep."
- Clinton aide George Stephanopolous speaking on Larry King Live

"We're going to turn this team around 360 degrees."
- Jason Kidd, upon his drafting to the Dallas Mavericks

"Half this game is ninety percent mental."
- Yogi Berra

"There is only one nature - the division into science and engineering is a human imposition, not a natural one. Indeed, the division is a human failure; it reflects our limited capacity to comprehend the whole."
- Bill Wulf

"There's many a bestseller that could have been prevented by a good teacher."
- Flannery O'Connor (1925-1964)

"He has all the virtues I dislike and none of the vices I admire."
- Sir Winston Churchill (1874-1965)

"Write drunk; edit sober."
- Ernest Hemingway (1899-1961)

"I criticize by creation - not by finding fault."
- Cicero (106-43 B.C.)

"Love is friendship set on fire."
- Jeremy Taylor

"God gave men both a penis and a brain, but unfortunately not enough blood supply to run both at the same time."
- Robin Williams, commenting on the Clinton/Lewinsky affair

"My occupation now, I suppose, is jail inmate."
- Unibomber Theodore Kaczynski, when asked in court what his current profession was

"Woman was God's second mistake."
- Friedrich Nietzsche (1844-1900)

"This isn't right, this isn't even wrong."
- Wolfgang Pauli (1900-1958), upon reading a young physicist's paper

"For centuries, theologians have been explaining the unknowable in terms of the-not-worth-knowing."
- Henry Louis Mencken (1880-1956)

"Pray, v.: To ask that the laws of the universe be annulled on behalf of a single petitioner confessedly unworthy."
- Ambrose Bierce (1842-1914)

"Every normal man must be tempted at times to spit upon his hands, hoist the black flag, and begin slitting throats."
- Henry Louis Mencken (1880-1956)

"Now, now my good man, this is no time for making enemies."
- Voltaire (1694-1778) on his deathbed in response to a priest asking that he renounce Satan.

"Fill the unforgiving minute with sixty seconds worth of distance run."
- Rudyard Kipling (1865-1936)

"He would make a lovely corpse."
- Charles Dickens (1812-1870)

"I've just learned about his illness. Let's hope it's nothing trivial."
- Irvin S. Cobb

"I worship the quicksand he walks in."
- Art Buchwald

"Wagner's music is better than it sounds."
- Mark Twain (1835-1910)

"A poem is never finished, only abandoned."
- Paul Valery (1871-1945)

"We are not retreating - we are advancing in another Direction."
- General Douglas MacArthur (1880-1964)

"If you were plowing a field, which would you rather use? Two strong oxen or 1024 chickens?"
- Seymour Cray (1925-1996), father of supercomputing

"#3 pencils and quadrille pads."
- Seymoure Cray (1925-1996) when asked what CAD tools he used to design the Cray I supercomputer; he also recommended using the back side of the pages so that the grid lines were not so dominant.

"Interesting - I use a Mac to help me design the next Cray."
- Seymoure Cray (1925-1996) when he was told that Apple Inc. had recently bought a Cray supercomputer to help them design the next Mac.

"Your Highness, I have no need of this hypothesis."
- Pierre Laplace (1749-1827), to Napoleon on why his works on celestial mechanics make no mention of God.

"I choose a block of marble and chop off whatever I don't need."
- Francois-Auguste Rodin (1840-1917), when asked how he managed to make his remarkable statues

"The man who does not read good books has no advantage over the man who cannot read them."
- Mark Twain (1835-1910)

"The truth is more important than the facts."
- Frank Lloyd Wright (1868-1959)

"Research is what I'm doing when I don't know what I'm doing."
- Wernher Von Braun (1912-1977)

"There are only two tragedies in life: one is not getting what one wants, and the other is getting it."
- Oscar Wilde (1854-1900)

"There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle."
- Albert Einstein (1879-1955)

Sunday 10 April 2011

Neraka Lebih Panas

Ketika sariyah ( pasukan ) yang akan di kirim oleh rasulullah s.a.w menjuju tabuk, guna menghadapi tentara romawi tengah bersiap-siap, berkata orang-orang berpenyakit di dalam hatinya ( baca : orang munafik ).

" mengapa kalian keluar di saat panas matahari membakar seperti ini ? "

Jika kita berada di negeri arab pada musim panas, kita akan merasakan terik matahari yang membakar, di sertai udara panas gersang yang menerpa kulit kita, melengkapi berat dan penatnya musim panas.

Mungkin alasan orang-orang munafik cukup masuk akal, jika kita melihat dan mengetahui kondisi musim panas sebenarnya. Akan tetapi alasan tersebut mereka lontarkan hanya untuk membela ke-engganan dan kemalasan mereka untuk bergerak membela agama Allah.

" ketahuilah, sesungguhnya neraka jauh lebih panas "

Singkat padat dan mengena, demikian jawaban dari lisan para pasukan yang tengah bersiap-siap, kata-kata yang memancar dari hati yang penuh dengan kecintaan kepada Allah. Kata-kata dari lisan mereka yang meyakini bahwa kesusahan di dunia, tidak dapat di bandingkan dengan kesusahan di akhirat. Jawaban dari hati yang mencinta Allah dan agama melebihi segalanya.

Cinta mereka yang menggebu telah melupakan mereka dari teriknya matahari musim panas, yang telah menghilangkan rasa takut dari musuh-musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak dan bersenjata lengkap, yang telah mengubah derita mereka menjadi kesenangan.

Cinta akan kehidupan akhirat yang telah menjadikan dunia hina di hadapan mereka, sehingga tatkala nyawa mereka di minta untuk di pertaruhkan demi agama, mereka serahkan dengan penuh kerelaan. Atau tatkala di minta untuk meninggalkan dunia demi akhirat, mereka tinggalan dunia dengan penuh kehinaan.


This writing is a support for my self,, yang tengah berusaha menggeliat di bawah terik matahari dan tiupan gersang angin musim panas.

Ibuku seorang pembohong

Memang sulit untuk orang lain percaya, tapi itulah yang terjadi. Ibu saya memang seorang pembohong!! Sepanjang ingatan saya sekurang-kurangnya 8 kali ibu membohongi saya. Saya perlu catatkan segala pembohongan itu untuk dijadikan renungan anda sekalian.

Cerita ini dimulai ketika saya masih kecil. Saya lahir sebagai seorang anak lelaki dalam sebuah keluarga miskin. Makan minum serba kekurangan. Kami sering kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari kami terpaksa makan ikan asin satu keluarga.
Sebagai anak yang masih kecil, saya sering merengut. Saya menangis, ingin nasi dan lauk yang banyak. Tapi ibu cepat membujuk. Ketika makan, ibu sering membagikan nasinya untuk saya. Sambil memindahkan nasi ke mangkuk saya, ibu berkata: "" Makanlah nak ibu tak lapar. "- PEMBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.

Ketika saya mulai besar ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di sungai kecil dekat rumah. Ibu berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami kakak-beradik.
Pulang dari memancing, ibu memasak ikan yang segar dan mengundang selera. ketika saya memakan gulai ikan itu ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang bekas sisa ikan yang saya makan tadi.
Saya sedih melihat ibu seperti itu .. Hati saya tersentuh lalu dengan menggunakan sendok, saya memberikan ikan itu kepada ibu. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya. Ibu berkata: "Makanlah nak, ibu tidak suka makan ikan." - PEMBOHONGAN IBU YANG KEDUA.

Di usia awal remaja, saya masuk sekolah menengah. Ibu pergi ke toko dengan membawa sejumlah sapu lidi dan kue untuk di jual guna membiayai sekolah saya, abang dan kakak.
pada satu pagi buta, kurang lebih pukul 1.30 pagi saya terjaga dari tidur. Saya melihat ibu membuat kue dengan ditemani lilin di hadapannya. Beberapa kali saya melihat kepala ibu terangguk karena mengantuk. Saya berkata: "Ibu, tidurlah, esok pagi ibu juga harus pergi ke kebun." Ibu tersenyum dan berkata: "Cepatlah tidur nak, ibu belum mengantuk ." - PEMBOHONGAN IBU YANG KETIGA.

Di akhir musim sekolah, ibu meminta cuti kerja agar dapat menemani saya pergi ke sekolah untuk turut menyemangati. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari mulai menyengat, ibu terus sabar menunggu saya di luar kantor. Ibu terus tersenyum dan mulutnya komat-kamit berdoa kepada Allah agar saya lulus ujian dengan baik.
Ketika lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, ibu dengan segera menyambut saya dan menuangkan kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya. Kopi yang kental itu tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih kental.
Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, saya segera memberikan cangkir saya kepada ibu dan menyuruhnya minum. Tapi ibu cepat-cepat menolaknya dan berkata: "Minumlah nak, ibu tidak haus!!" - PEMBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT.

Setelah kepergian ayah karena sakit, selepas saya baru beberapa bulan dilahirkan, ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah bagi kami sekeluarga. Ibu bekerja dengan di upah di kebun, membuat sapu lidi dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan.
Tapi apalah daya seorang ibu. Kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah. Melihat keadaan keluarga yang semakin parah, seorang paman yang baik hati dan tinggal bersebelahan dengan kami, datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak bantuan itu.
tetangga-tetangga sering kali menasihati ibu agar menikah lagi agar ada seorang lelaki yang akan menjaga dan mencarikan uang untuk kami sekeluarga. Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengindahkan nasihat mereka. Ibu berkata: "Saya tidak memerlukan cinta saya tidak perlu l laki-laki." PEMBOHONGAN IBU YANG KELIMA.

Setelah kakak-kakak tamat belajar dan mulai bekerja, ibu pun telah tua. Kakak menyuruh ibu agar istirahat di rumah saja. Tidak perlu lagi bersusah payah dan letih untuk mencari uang. Tetapi ibu tidak mau. Ibu tetap rela pergi ke pasar setiap pagi menjual sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kakak yang bekerja jauh di kota besar sering mengirimkan uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, walau pun begitu ibu tetap berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan ibu mengirim balik uang itu dan ibu berkata: "Jangan susah-susah, ibu masih ada uang." - PEMBOHONGAN IBU YANG KEENAM.

Setelah lulus kuliah, saya melanjutkan s2 di luar kota. Biaya kuliah saya di sana dibiayai sepenuhnya oleh sebuah perusahaan besar. S2 itu saya selesaikan dengan cemerlang, kemudian saya pun bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai kuliah saya juga di luar kota.

Dengan gaji yang agak lumayan, saya berniat membawa ibu untuk menghabiskan masa tuanya bersama saya di luar kota. dalam pandangan saya, ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, alangkah baiknya kalau hari-hari tuanya ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan pula.

Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan saya. Ibu tidak mau menyusahkan anaknya ini dengan berkata; "tidak usahlah, ibu tak biasa tinggal di kota orang." - PEMBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.

tahun- tahun berlalu, ibu semakin tua .. Suatu malam saya menerima berita ibu diserang penyakit kanker. Ibu mesti dioperasi secepat mungkin. Saya yang ketika itu berada jauh diseberang samudera segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta.

Saya melihat ibu terbaring lemah di rumah sakit, setelah menjalani pembedahan. Ibu yang terlihat sangat tua, menatap wajah saya dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan saya sebuah senyuman walaupun agak kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap inci tubuhnya .. Saya dapat melihat dengan jelas betapa penyakit itu telah menyiksa tubuh ibu sehingga ibu menjadi lemah dan kurus.

Saya menatap wajah ibu sambil berlinang air mata. Saya cium tangan ibu kemudian saya kecup juga pipi dan dahinya. Di saat itu hati saya terlalu pedih, sakit sekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu tetap tersenyum dan berkata: "Jangan menangis nak, ibu tidak sakit." - PEMBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan pembohongan yang kelapan itu, ibunda tercinta menutup matanya untuk terakhir kali.

kita beruntung karena masih mempunyai ibu dan ayah. Kita masih bisa memeluk dan menciumnya. Kalau ibu kita jauh dari mata, kita dapat menelponnya sekarang, dan berkata,,

'Ibu, aku sayang ibu.'….

Tulisan ini saya dapat dari salah satu blog di internet, dengan sedikit edit dan tambahan, inilah hasilnya..
Tapi tulisan ini sungguh menggambarkan bagamana kasih saying n pengorbanan ibu u/ kita.. anak2 tercintanya…
Luv n mis u so much ummi……..

Mengapa tuhan yang disisihkan

Ketika bos kita memanggil untuk segera menghadap, maka kita akan bersegera untuk memenuhinya, segala bentuk kesibukan akan kita tunda dan tinggalkan, makan, minum, istirahat, pekerjaan, bahkan keluarga dengan rela kita tinggalkan untuk memenuhi panggilan si bos. Mengapa, karena kita tahu di balik panggilan tersebut tersimpan dua hasil. Pertama, jika kita penuhi dengan segera, maka si bos akan senang dengan kinerja kita dan mungkin si bos akan memberikan bonus atas kinerja kita, atau yang kedua, si bos akan murka bahkan malah menyebabkan pemecatan, jika kita senang menunda atau malah acuh saja dengan panggilannya.

Akan tetapi mengapa ketika Tuhan memanggil kita untuk menghadap-Nya, seakan panggilan itu biasa saja dan sepertinya begitu remeh, sehingga seringkali kita tunda-tunda dan yang lebih parah malah kita tinggalkan. Bukankah Tuhan yang telah menjadikan kita di kehidupan dunia, yang telah memenuhi segala kebutuhan kita, yang semua pemberian-Nya tidak akan dapat kita hitung untuk kita balas ?. Bukankah Tuhan juga memiliki murka, jika hamba-Nya membangkang dan tidak mau menuruti aturan-Nya ?.

Ketika kekasih kita meminta sesuatu kepada kita, maka dengan alasan bukti cinta kepadanya kita akan berusaha mati-matian untuk memenuhi permintaanya, bahkan kita rela mengorbankan kepentingan kita demi mewujudkan keinginan kekasih kita.

Bukankah kita mengaku cinta kepada Tuhan ? akan tetapi ketika Tuhan meminta sesuatu kepada kita, mengapa kita ragu-ragu untuk memenuhinya atau bahkan enggan ? bukankah pengakuan cinta memerlukan bukti ?

Mengapa selalu Tuhan yang kita sisihkan dan mendahulukan makhluk-makhluk-Nya ?
Mengapa kita tempatkan Tuhan pada nomor sekian dalam urutan hidup kita ?
Mengapa cinta kepada makhluk Tuhan lebih kita pentingkan dari cinta kepada Tuhan ?

Tuhan tidak meminta dunia dari kita, karena Dia-lah yang memiliki dunia..
Tuhan tidak akan merugikan kita dengan permintaan-permintaan-Nya..
Tuhan tidak memerlukan kita, kitalah yang perlu kepada Tuhan..

Buktikan cinta kita kepada Tuhan..
Mari kita dahulu kan Tuhan dari segalanya..
Mari kita tempatkan Tuhan di urutan pertama dalam kehidupan kita..
Semoga cinta Tuhan senantiasa meliputi kita..

Yang nampak pun perlu di ingatkan

Teringat kisah diri sendiri beberapa tahun yang lalu…
Mondar-mandir celingak-celinguk ke sana ke mari mencari pensil untuk menulis sesuatu di buku catatan. Di manaaaa gue taruh pensil tadi ya ? tanya diri dalam hati, perasaan tadi adaaa, belum lama gue nggambar kartun pake pensil itu. Dalam pencarian dan kebingungan, seorang teman ternyata memperhatikan gerak-gerik dan tingkah laku saya, mungkin dia tertarik melihat raut muka yang tampak kebingungan.
“lagi nyari apaan lu Tom?” tanyanya penasaran.
“lagi nyari pensil gue nih, koq kaga ada ya ? perasaan tadi gue ngegambar pake pensil itu dah” jawab saya penuh keheranan.
Mendengar jawaban saya, ternyata teman ini malah tertawa. Saya jadi bertambah heran, koq ini anak malah tertawa ? bukannya ikut membantu, malah mentertawakan.
“apaan yang lucu men? Orang lagi bingung lo malah ngetawain, bantuin kek” gerutu saya kepadanya.
“lah.. itu di kuping lu apaan?” jawabnya sambil tertawa.
Ku raba telingaku, masya Allah !! pensil yang selama ini dicari ternyata terselip di telinga !!.
Alhamdulillah berkat ada teman yang mengingatkan, saya kembali teringat akan sesuatu yang saya lupakan.
Terkadang untuk perkara yang nampak kita perlu di ingatkan, karena lupa adalah fitrah manusia. Bahkan kepada sesuatu yang menempel pada diri kita, terkadang kita lupa.

Apalagi terhadap sesuatu yang mata kita tidak melihatnya, akan tetapi pasti adanya, maka lagi dan lagi kita harus saling mengingatkan.
Ingatlah !
Bahwa sesungguhnya kematian itu benar, dekat dan pasti.
Bahwa sesungguhnya nikmat dan siksa kubur itu benar dan pasti.
Bahwa kita akan di bangkitkan setelah kematian, di kumpulkan di padang mahsyar menunggu hisab atas perbuatan kita di dunia, dan kemudian di timbang amalan-amalan tersebut, akankan kehidupan kita di dunia penuh dengan warna-warni pahala kebaikan ataukah gelap dengan dosa dan kezdoliman.
Bahwa kita akan melalui jembatan shirot yang akan menghantarkan kita menuju surga dengan nikmat yang abadi, atau kita terjatuh ke bahwa jahanam yang tidak terbayang kengeriannya.

Ingatlah wahai diri dan saudaraku !
Bahwa kehidupan kita yang hakiki adalah di surga nanti. Dengan istana megah terbuat dari emas, kerikil-kerikil yakut dan zabarjad, sungai-sungai susu ,madu dan khamr yang tidak memabukkan, buah-buahan yang akan merundukan batangnya untuk kita petik, burung-burung yang terbang dan mendatangi kita untuk kita santap, pelayan-pelayan yang elok parasnya dan berakhlak mulia, dan nikmat-nikmat yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya dan belum pernah terbesit dalam hati, selamanya.. berawal tanpa batas.

Dan ingatlah pula …
Bahwa kesengsaraan yang abadi itu pun benar dan pasti, kalajengking sebesar keledai dan ular-ular dengan mata menyala menunggu di kubur hamba-hamba yang sering melupakan maksud hidupnya, matahari yang jaraknya hanya 1mil di atas kepala di padang mahsyar nanti dengan keringat yang akan menenggelamkan manusia, kait-kait menyambar di jembatan shirot yang akan menarik para pendosa kedalam lembah panas membara, malaikat-malaikat bengis tak berbelas kasih sebagai penjaga, makanan dari buah berduri yang semakin di makan semakin bertambah lapar, air minum nanah dan tembaga panas menyala, dan kengerian-kengerian yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya dan belum pernah terbesit dalam hati, selamanya.. berawal tanpa batas.

Seringkali kita lupa akan perkara-perkara yang “tidak nampak” ini, akan tetapi pada hakikatnya benar dan pasti. Sehingga melalaikan kita dari tujuan hidup, membuat kita bebas bertindak tanpa batas, yang di perintahkan di tinggalkan dan yang di larang di dekati. Menjauhkan kita dari kecintaan Tuhan, menjauhkan kita dari kebahagiaan dan mendekatkan kita kepada kesengsaraan.

Saya yakin, mereka yang pada dasarnya berhati baik dan menginginkan kebahagiaan yang hakiki, jika di ingatkan akan kebaikan dengan senang hati akan mendengarkan, pelan-pelan.. lagi dan lagi.. kata pepatah alah bisa karena biasa, kita akan bisa mencapai kebahagiaan yang di inginkan dengan biasa saling mengingatkan yang akan menjadikan kita biasa beramal kebaikan.
Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk saling mengingatkan dan mendengarkan orang yang mengingatkan kita, sehingga kita senantiasa ingat akan perkara-perkara yang “tidak tampak” yang telah di janjikan oleh zat tidak akan mengingkari janji-Nya..





Elfadhl elbantany..

Wanita

Banyak wanita yang bilang bahwasusah menjadi wanita, lihat sajaaturan-aturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susahdijaga dibanding lelaki.



2. Wanita perlu minta ijin darisuami apabila mau keluar rumahtetapitidak sebaliknya.

3. Wanita saksinya (apabilamenjadi saksi) kurangberbanding lelaki.

4. Wanita menerima warisan lebihsedikit dari pada lelaki.

5. Wanita perlu menghadapikesusahan mengandung danmelahirkan anak

6. Wanita wajib taat kepadasuaminya, sementara suami takperlu taatpada istrinya.

7. Talak terletak di tangan suamidan bukan istri.

8. Wanita kurang nyaman dalamberibadat karena adanya masalahhaid dannifas.

9. dan lain-lain.

Tetapi. PERNAHKAH KITA LIHATKENYATAANNYA ?

1. Benda yang mahal harganyaakan dijaga dan dibelai sertadisimpanditempat yang teraman danterbaik. Sudah pasti itulah intanpermatabandingannya dengan seorangwanita.

2. Wanita perlu taat kepada suami,tetapi tahukah lelaki wajib taatkepada Ibunya 3 kali lebih utamadaripada kepada Bapaknya ?

3. Wanita menerima warisan lebihsedikit daripada lelaki, tetapitahukah bahwa harta itu akanmenjadi miliknya dan tidak perludiserahkan kepada suami?Sementara suami apabilamenerima warisan iawajib juga menggunakanhartanya untuk istri dan anak-anaknya ?

4. Wanita perlu bersusah payahmengandung dan melahirkananak, tetapitahukah bahwa setiap saat diadidoakan oleh segala mahluk,malaikat danseluruh mahluk Allah dimukabumi ini, dan tahukah jika iameninggalkarena melahirkan adalah syahiddan surga menantinya. Diakheratkelak,seorang lelaki akandipertanggungjawabk anterhadap 4 wanita, yaitu :Istrinya, Ibunya, AnakPerempuannya dan SaudaraPerempuannya. Artinya,bagi seorang wanita tanggungjawab terhadapnya ditanggungoleh 4 oranglelaki, yaitu: suaminya, ayahnya,anak lelakinya dan saudaralelakinya.

5. Seorang Wanita bolehmemasuki pintu Syurga melaluipintu mana sajayang disukainya cukup dengan 4Syarat saja, yaitu : Sholat 5 waktu,Puasa di bulan Ramadhan, taatkepada Suaminya dan menjagaKehormatannya.

6. Seorang lelaki wajib berjihad dijalan Allah, sementara bagi wanitajika taat kepada suami sertamenunaikan tanggung jawabnyakepada ALLAHSWT, maka ia akan turutmenerima pahala setara sepertipahala orangpergi berjihad di jalan Allah tanpaperlu mengangkat senjata.7. Ketika haidh, wanita gugur dr kewajiban2 agama tanpa berdosa & kewajiban meng-qodo, dan pahala terus mengalir dr amalan2 yg biasa dia kerjakan. Brbeda dgn laki2 yg tdk memiliki udzur dlm solat & wajib meng-qodo solat yg di tinggal..Masya ALLAH! demikian sayangnyaALLAH SWT kepada wanita...Yakinlah bahwa sebagai Zat yangMaha Pencipta sudah pasti ALLAHMaha Tahu akan segala yangdiciptakan-Nya sehinggaperaturan-Nya adalah yangterbaik bagi manusia.* copas dr notes seorang sahabat dgn sedikit tambahan

Melawan Amerika Ala Jepang

Sabtu, - 11:04:27 - 3440

Jepang pernah diratakan dengan tanah oleh tentara Amerika. Tahun 1945, tidak kurang dari 140 ribu nyawa bangsa Jepang hilang sia-sia ketika bom Atom dijatuhkan di Hiroshima. Dan 70 ribu lainnya mati sia-sia ketika bom Atom satunya lagi dijatuhkan di Nagasaki.



Praktis Jepang lumpuh. Tentaranya yang sedang menjajah negeri lain meluaskan sayap, pulang kampung. Negeri itu bangkrut, bubar dan tidak berbentuk lagi.



Apa yang pernah dialami Jepang di masa itu kira-kira mirip dengan yang dialami Iraq, Afghanistan dan negeri-negeri muslim lainnya. Bahkan mungkin penderitaan Jepang jauh lebih dahsyat. Sebab bom Atom itu bukan cuma menghancurkan gedung dan infrastruktur, tetapi efek radiasinya masih berbahaya untuk beberapa waktu.



Berbeda dengan sikap bangsa Jepang, ketika melihat negeri Islam dihancurkan oleh tentara Amerika, banyak pemuda muslim dari seluruh dunia yang marah dan bertekad membalas serangan itu dengan serangan yang sama.



Bahkan Usamah bin Ladin menyerukan jihad kepada Amerika, dan memerintahkan untuk membunuh semua bangsa Amerika, dimana saja bertemu. Kemarahan Usamah itu kemudian disambut gegap gempita oleh banyak kalangan muslim di dunia.



Tidak sedikit Kedutaan Besar Amerika di berbagai negara yang menerima ancaman bom dan peledakan. Warga Amerika sendiri pun tidak jarang menerima ancaman penganiayaan hingga pembunuhan di berbagai negara. Sampai pemerintah Amerika seringkali mengeluarkan travel warning demi keselamatan warganya.



Sebuah reaksi yang cukup membuat pemerintah Amerika kalang kabut.



Bom Teroris



Tapi yang rada aneh justru terjadi di negeri kita. Alih-alih membunuh bangsa Amerika, justru yang terbunuh malah bangsa sendiri. Serangan demi serangan dilancarkan oleh para pengebom, namun lebih sering salah sasaran.



Meski pun penjelasannya untuk menyerang kepentingan Amerika, tetapi yang jadi korban malah bukan warga negara Amerika. Justru bangsa kita yang nota bene umat Islam, malah lebih sering terkena sasaran pengeboman yang dilancarkan secara membabi buta oleh orang yang tidak bertanggung-jawab.



Sayangnya, semua pengeboman itu masih memakai judul besar : jihad fi sabilillah. Padahal, yang mati bukan orang Amerika. Tempatnya pun bukan di medan peperangan yang sesungguhnya.



Serangkaian peledakan bom terus terjadi hingga hari ini. Catatan yang kita miliki antara lain :



1 Agustus 2000 : Ledakan bom terjadi di depan kediaman Duta Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta. Ledakan bom itu menewaskan dua staf rumah tangga kediaman serta puluhan orang lainnya mengalami luka cukup serius.



13 September 2000 : Bom mengguncang lantai parkir Gedung Bursa Efek Jakarta. Dengan bahan peledak TNT, ledakan bom menewaskan 10 orang, melukai 15 orang, serta dua mobil hangus, dan 20 mobil rusak.



25 Desember 2000 :Bom meledak di berbagai tempat di Indonesia saat malam Natal, yakni Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematang Siantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru. Rangkaian ledakan ini mengakibatkan belasan orang tewas, seratus lebih lainnya luka-luka dan puluhan mobil rusak. Tercatat hanya 16 dari 31 bom yang meledak.



Agustus 2001 : Bom meledak di Plaza Atrium, Senen, Jakarta Pusat. Ledakan melukai enam orang.



23 September 2001 : Ledakan di lantai parkir Atrium Plaza menghancurkan beberapa mobil, walau tidak ada korban jiwa.



12 Oktober 2002 : Tiga ledakan bom mengguncang Bali. Ledakan pertama dan kedua mengguncang kawasan di Jalan Legian, Kuta. Sedangkan ledakan lainnya terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Denpasar. Di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan meledak di pintu gerbang masuk Kantor Konjen Filipina, tapi tidak ada korban jiwa.



Ledakan di Jalan Legian, mengakibatkan setidaknya 187 tewas dan 400 lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan parah dalam radius 100 meter dari pusat ledakan. Polisi mengidentifikasikan bahwa ledakan berasal dari bom mobil yang diletakkan di dalam Mitsubishi L-300. Tiga terpidana mati, Amrozi cs, sudah dieksekusi.



5 Agustus 2003 : Ledakan hebat mengguncang Hotel JW Marriott, Jakarta. Dengan bahan peledak, antara lain berupa CLO3, aluminium powder, TNT, detonator dan sumbu peledak. Bom menewaskan 11 orang, melukai 152 orang dan menghancurkan 22 mobil.



Pada 9 September 2004 : Pengeboman di depan Kedubes Australia, Kuningan, Jaksel. Jumlah korban jiwa tidak begitu jelas. Pihak Indonesia berhasil mengidentifikasi sembilan orang, namun pihak Australia menyebut angka 11. Peledakan itu dipercayai dilakukan oleh seorang pengebom berani mati bernama Heri Kurniawan alias Heri Golun dengan menggunakan van mini. Heri berhasil diidentifikasi melalui tes DNA.



1 Oktober 2005 : Terjadi tiga pengeboman di Bali, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka.



Jepang Tidak Membalas Teror



Ketika negerinya diporakporandakan, bangsa Jepang pasti marah. Namun menarik untuk dikaji, mereka sudah tidak bernafsu lagi untuk membalas dengan serangan militer yang hanya akan menumpahkan darah.



Pembalasan yang dilakukan oleh bangsa Jepang cukup intelek dan elegan. Bukan mesiu atau peluru yang mereka kirim ke Amerika, tetapi rombongan mahasiswa genius yang sengaja diperintahkan untuk `mencuri` ilmu dan teknologi dari mantan lawannya.



Berbeda dengan mental terjajah bangsa Indonesia yang ke Amerika malah belajar ilmu-ilmu keislaman dari Yahudi, mahasiswa Jepang justru belajar teknologi yang memang belum mereka miliki. Karena dikerjakan dengan tekat yang serius, maka dalam waktu singkat nyaris hampir semua teknologi dan kekayaan ilmu pengetahuan yang tadinya dimiliki Amerika, sekarang sudah menjadi milik Jepang.



Saya diceritakan bagaimana saat itu Amerika agak pelit berbagi teknologi. Sampai akhirnya Jepang terpaksa membeli mobil Ford utuh untuk dibawa pulang ke Jepang. Di Jepang, mobil itu tidak untuk dipersembahkan buat para pejabat yang makan uang rakyat, tetapi untuk dibedah, dipreteli satu per satu isi perutnya, dipelajari dan . . . ini yang menarik, ditiru, dikembangkan, disempurnakan dan diproduksi massal.



Hasilnya?



Semua orang tahu bahwa Amerika pun akhirnya mengimpor mobil dan motor dari Jepang. Sebab industri otomotif Jepang melesat maju meninggalkan industri otomotif Amerika. Bahkan sepeda motor yang dipakai patroli jalan raya California (ingat film CHIPS), mereknya Honda.



Bahkan kini General Motor sebagai induk industri otomotif Amerika terpaksa merumahkan ribuan karyawannya. Teknik perakitan kendaraan roda empat memang tidak diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.



Di bidang elektronik, Akio Morita mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Meski pita kaset ditemukan patennya oleh Phillip Electronics. Tapi walkman berhasil dikembangkan dan dibudling sebagai sebuah produk yang booming Sony tidak kurang dari 150 juta produk.



Bangsa Jepang Gemar Berkarya



Berbeda dengan umumnya bangsa-bangsa muslim yang senang berdebat, saling menjelekkan dan jarang akur, alias lebih sering bertikai, bangsa Jepang kelihatan lebih kalem. Mereka tidak terlalu banyak cakap, tapi rajin bekerja.



Mas Romi Satria Wahono, teman saya yang menggondol doktor di Jepang dan 10 tahun bermukim disana bercerita. Menurut beliau, rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam per tahun.



Jam kerja ini terbilang sangat tinggi, bila dibandingkan dengan jam kerja bangsa-bangsa lain yang juga maju. Konon jam kerja orang Amerika sebanyak 1.957 jam per tahun. Kalau orang Inggris jam kerjanya 1.911 jam per tahun. Orang Jerman bekerja sebanyak 1.870 jam setahun. Orang Perancis bekerja sebanyak 1.680 jam setahun.



Sayangnya, saya tidak punya data PNS di negeri kita, berapa ya kira-kira jumlah jam kerja mereka?



Kalau mau iseng-iseng coba yuk kita hitung. Misalnya, PNS kita yang makan uang pajak rakyat itu datang ke kantor jam 09.00 pagi dengan badan lelah berjam-jam naik angkot dengan lalu lintas yang macet parah. Sampai di kantor harus istirahat dulu sambil baca koran atau minum teh. Kerja betulannya baru dimulai kira-kira jam 10.00 pagi.



Jam 11.30 sudah repot mau ke Masjid, sebab alasannya kan mau menunaikan ibadah shalat Dzhuhur. Balik dari masjid sekalian makan siang, jam 14.00. Kerja sebentar kira-kira 1 jam, itu pun kalau ada yang dikerjakan, kalau tidak ada, ya main game, chating, catur, atau ngobyek. Praktis sehari kerja yang beneran cuma 3 jam.



Kalau seminggu kerja 5 hari, berarti seminggu hanya 15 jam. Setahun? Kalikan saja dengan 52 minggu, hasilnya hana 780 jam setahun. Itupun sudah tidak dihitung tanggal merah, cuti bersama dan `HARPITNAS` (Hari Kejepit Nasional).



Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang.



Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan `agak memalukan` di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk `yang tidak dibutuhkan` oleh perusahaan.



Tekun dan Ulet



Bumi Jepang sebenarnya tidak terlalu berlimpah dengan kekayaan alam. Tapi barangkali justru faktor itulah yang memicu orang-orang Jepang menjadi tekun dan ulet, akhirnya malah sukses.



Sesungguhnya untuk kebutuhan warganya, Jepang sangat mengandalkan negara lain, termasuk Indonesia. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.



Sampai ada yang bilang seandainya Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi ke Jepang, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita. Bandingkan dengan negeri kita yang berlimpah dengan bahan-bahan alam, ada minyak bumi, batu bara, bijih besi, emas dan lainnya. Seharusnya kita lebih maju dari Jepang. Bahkan bisa menekan Jepang dengan menghentikan ekspor minyak bumi.



Tapi itulah bangsa Jepang, alamnya yang sering dilanda gempa bukan bikin bangsanya jadi peminta-minta belas kasihan negara lain.



Nasionalisme dan Loyaliltas



Hal yang menarik lainnya dari bangsa Jepang, mereka punya rasa nasionalisme yang patut dibanggakan. Kedutaan Besar Jepang di berbagai negara selalu terbuka untuk memberikan bantuan sepenuhnya buat warganya.



Berbeda dengan ulah para pejabat KBRI dan konsulat kita di negeri lain, alih-alih membela bangsa sendiri, yang sering saya lihat mereka malah rada bermusuhan kepada WNI sendiri. Hubungan renggang antara pejabat kedutaan dengan bangsa Indonesia yang tinggal di negara yang bersangkutan, lebih sering kurang serasi.



Bangsa Jepang juga dikenal punya loyalitas yang tinggi. Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai

pensiun.



Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.



Di negeri kita, loyalitas adalah barang basi. Loyalitas biasanya diberikan kepada pihak yang mau bayar lebih tinggi. Termasuk dalam urusan memilih partai dan pejabat. Siapa yang uang `serangan fajar`nya lebih tinggi, biasanya dia yang menang.



Tidak Bergantung Bangsa Lain



Berbeda dengan negeri-negeri yang mayoritas muslim, bangsa Jepang punya kebiasaan untuk tidak bergantung kepada bangsa lain.



Ini pengalaman saya sendiri waktu berangkat ke Jepang. Kebetulan charger hp saya tertinggal di Jakarta, dan itu saya sadari ketika sudah masuk ruang tunggu bandara. Saya berpikir, alah gampang, nanti saja di Tokyo saya beli yang baru atau pinjam teman. Toh hp saya bermerk Sony Ericsson, Sony kan merk Jepang. Masak sih tidak ada yang jual, begitu pikir saya.



Ternyata saya salah besar. Di Jepang bukan hanya tidak dijual chargernya, bahkan hp yang semerk dengan milik saya pun tidak dijual. Dari belasan toko elektronik yang saya masuki, semua menggeleng dan bilang, hp seperti itu belum pernah dia lihat seumur hidupnya.



Rupanya bangsa Jepang punya hp sendiri, yang tidak ada di negara lain. Mereka bikin sendiri dan hanya bisa dipakai di Jepang saja. Merk-merk hp terkenal seperti yang ada di negeri kita, justru tidak dikenal di Jepang.



Colokan listrik Jepang pun beda dengan yang umumnya berlaku di berbagai negara. Bentuknya pipih berbentuk lempengan, alat-alat elektronik yang kita punya sudah pasti tidak bisa dicolok disana, kecuali bila kita beli adapter.



Tegangan listriknya saja `aneh` dalam pandangan saya. Dimana-mana kan seharusnya 220 volt. Ternyata di Jepang cuma 110 volt.



Teman-teman panitia yang mengundang saya di Jepang berkomentar,`Ustadz, orang Jepang itu merasa Jepang adalah pusat dunia. Mereka merasa tidak butuh dengan negara lain. Jadi mereka ciptakan teknologi sesuai dengan selera mereka saja`.



Membangun Peradaban Mengalahkan Amerika



Dari semua hal di atas, yang paling mengesankan saya sendiri adalah balas dendam dan perlawanan bangsa Jepang terhadap gempuran Amerika dilakukan bukan dengan menumpahkan darah.



Barangkali bangsa Jepang sudah belajar cukup banyak tentang makna kemanusiaan, walau pun bangsa Jepang tidak mengenal agama. Bahkan di Jepang tidak ada hari libur keagamaan. Bandingkan dengan kita bangsa-bangsa muslim yang sepanjang tahun semarak dengan berbagai perayaan hari besar agama, tetapi rajin berbunuhan sepanjang tahun.



Iraq, Palestina, Afghanistan, Pakistan adalah contoh dari sekian banyak negeri yang harga nyawa manusia terasa sedemikian murah. Harta benda milik manusia sama sekali tidak ada jaminan keamananya, karena setiap saat bisa saja dicuri, dirampok, dikorupsi oleh pejabatnya, digelapkan bahkan dijarah.



Lepas dari siapa pelaku dan pihak yang salah, tetapi gambaran tentang peradaban Islam yang aman, sesuai dengan akar kata `islam`, rasanya masih jauh di alam mimpi. Kita tidak bisa dengan mudah menemukannya di negeri-negeri muslim.



Seandainya bangsa-bangsa muslim membangun teknologi yang unggul, tidak mengandalkan kepada bangsa lain, saya yakin Amerika pun akan hormat kepada kita. Saya tahu persis bahwa mahasiswa Indonesia di luar negeri cukup banyak yang sudah menguasai berbagai teknologi. Bahkan bikin reaktor nuklir pun bisa dilakukan dengan mudah. Ilmunya sudah dikuasai, tapi good will dari pemerintahnya yang tidak ada.



Apalagi bila kita mampu menguasai dan mengolah sendiri kekayaan alam yang berlimpah, tidak digadaikan buat kepentingan bangsa lain, maka Amerika pasti semakin takut dengan kita. Tapi sekali lagi, niat baik dari para pemimpin yang langka.



Dan yang lebih fantastis lagi, seandainya bangsa-bangsa muslim di dunia ini mengakhiri pertikaian di tengah mereka, lalu bersatu menjalin kekuatan bersama, saya tambah yakin kalau Amerika tidak akan bisa jualan senjata. Industri persenjataan Amerika itu bisa untung besar, selama negeri-negeri Islam sibuk berperang. Artinya, perang adalah ladang penghidupan buat Amerika.



Jadi kita ini sebenarnya tidak perlu boikot makanan Amerika. Cukup hentikan perang, insya Allah industri senjata Amerika akan gulung tikar. Dan rasanya aneh, mosok kita perang lawan Amerika, tapi pakai M-16? Mosok kita perang melawan Israel tapi pakai Uzi?



Kalau pun nanti kita berjhad fisik suatu hari, sebaiknya senjata yang kita pakai bukan M-16 atau AK47, tetapi merknya Paijo 77, Paimin 85, Tugiran 2000 atau Wakijan 21. Maksudnya, kita pakai senjata yang kita bangun sendiri industrinya.



Tulisan saya ini bukan berarti membesar-besarkan Jepang yang pernah menjajah kita 3,5 tahun dan memperkosa wanita-wanita kita (Jugun Ianfu). Tapi sekedar mengambil pelajaran. Biar bagaimana pun Jepang pasti punya kekurangan dan kelemahan juga.



Semoga Allah SWT membuka hati-hati kita dan meneranginya dengan cahaya-Nya yang tidak pernah padam, agar kita semua dapat mengambil pelajaran berharga.



Maka ambillah untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan. (QS. Al-Hasyr : 2)



by: ust sarwat



* tulisan ini di copas dr notes teman..