Yang nampak pun perlu di ingatkan
Teringat kisah diri sendiri beberapa tahun yang lalu…
Mondar-mandir celingak-celinguk ke sana ke mari mencari pensil untuk menulis sesuatu di buku catatan. Di manaaaa gue taruh pensil tadi ya ? tanya diri dalam hati, perasaan tadi adaaa, belum lama gue nggambar kartun pake pensil itu. Dalam pencarian dan kebingungan, seorang teman ternyata memperhatikan gerak-gerik dan tingkah laku saya, mungkin dia tertarik melihat raut muka yang tampak kebingungan.
“lagi nyari apaan lu Tom?” tanyanya penasaran.
“lagi nyari pensil gue nih, koq kaga ada ya ? perasaan tadi gue ngegambar pake pensil itu dah” jawab saya penuh keheranan.
Mendengar jawaban saya, ternyata teman ini malah tertawa. Saya jadi bertambah heran, koq ini anak malah tertawa ? bukannya ikut membantu, malah mentertawakan.
“apaan yang lucu men? Orang lagi bingung lo malah ngetawain, bantuin kek” gerutu saya kepadanya.
“lah.. itu di kuping lu apaan?” jawabnya sambil tertawa.
Ku raba telingaku, masya Allah !! pensil yang selama ini dicari ternyata terselip di telinga !!.
Alhamdulillah berkat ada teman yang mengingatkan, saya kembali teringat akan sesuatu yang saya lupakan.
Terkadang untuk perkara yang nampak kita perlu di ingatkan, karena lupa adalah fitrah manusia. Bahkan kepada sesuatu yang menempel pada diri kita, terkadang kita lupa.
Apalagi terhadap sesuatu yang mata kita tidak melihatnya, akan tetapi pasti adanya, maka lagi dan lagi kita harus saling mengingatkan.
Ingatlah !
Bahwa sesungguhnya kematian itu benar, dekat dan pasti.
Bahwa sesungguhnya nikmat dan siksa kubur itu benar dan pasti.
Bahwa kita akan di bangkitkan setelah kematian, di kumpulkan di padang mahsyar menunggu hisab atas perbuatan kita di dunia, dan kemudian di timbang amalan-amalan tersebut, akankan kehidupan kita di dunia penuh dengan warna-warni pahala kebaikan ataukah gelap dengan dosa dan kezdoliman.
Bahwa kita akan melalui jembatan shirot yang akan menghantarkan kita menuju surga dengan nikmat yang abadi, atau kita terjatuh ke bahwa jahanam yang tidak terbayang kengeriannya.
Ingatlah wahai diri dan saudaraku !
Bahwa kehidupan kita yang hakiki adalah di surga nanti. Dengan istana megah terbuat dari emas, kerikil-kerikil yakut dan zabarjad, sungai-sungai susu ,madu dan khamr yang tidak memabukkan, buah-buahan yang akan merundukan batangnya untuk kita petik, burung-burung yang terbang dan mendatangi kita untuk kita santap, pelayan-pelayan yang elok parasnya dan berakhlak mulia, dan nikmat-nikmat yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya dan belum pernah terbesit dalam hati, selamanya.. berawal tanpa batas.
Dan ingatlah pula …
Bahwa kesengsaraan yang abadi itu pun benar dan pasti, kalajengking sebesar keledai dan ular-ular dengan mata menyala menunggu di kubur hamba-hamba yang sering melupakan maksud hidupnya, matahari yang jaraknya hanya 1mil di atas kepala di padang mahsyar nanti dengan keringat yang akan menenggelamkan manusia, kait-kait menyambar di jembatan shirot yang akan menarik para pendosa kedalam lembah panas membara, malaikat-malaikat bengis tak berbelas kasih sebagai penjaga, makanan dari buah berduri yang semakin di makan semakin bertambah lapar, air minum nanah dan tembaga panas menyala, dan kengerian-kengerian yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya dan belum pernah terbesit dalam hati, selamanya.. berawal tanpa batas.
Seringkali kita lupa akan perkara-perkara yang “tidak nampak” ini, akan tetapi pada hakikatnya benar dan pasti. Sehingga melalaikan kita dari tujuan hidup, membuat kita bebas bertindak tanpa batas, yang di perintahkan di tinggalkan dan yang di larang di dekati. Menjauhkan kita dari kecintaan Tuhan, menjauhkan kita dari kebahagiaan dan mendekatkan kita kepada kesengsaraan.
Saya yakin, mereka yang pada dasarnya berhati baik dan menginginkan kebahagiaan yang hakiki, jika di ingatkan akan kebaikan dengan senang hati akan mendengarkan, pelan-pelan.. lagi dan lagi.. kata pepatah alah bisa karena biasa, kita akan bisa mencapai kebahagiaan yang di inginkan dengan biasa saling mengingatkan yang akan menjadikan kita biasa beramal kebaikan.
Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk saling mengingatkan dan mendengarkan orang yang mengingatkan kita, sehingga kita senantiasa ingat akan perkara-perkara yang “tidak tampak” yang telah di janjikan oleh zat tidak akan mengingkari janji-Nya..
Elfadhl elbantany..
Mondar-mandir celingak-celinguk ke sana ke mari mencari pensil untuk menulis sesuatu di buku catatan. Di manaaaa gue taruh pensil tadi ya ? tanya diri dalam hati, perasaan tadi adaaa, belum lama gue nggambar kartun pake pensil itu. Dalam pencarian dan kebingungan, seorang teman ternyata memperhatikan gerak-gerik dan tingkah laku saya, mungkin dia tertarik melihat raut muka yang tampak kebingungan.
“lagi nyari apaan lu Tom?” tanyanya penasaran.
“lagi nyari pensil gue nih, koq kaga ada ya ? perasaan tadi gue ngegambar pake pensil itu dah” jawab saya penuh keheranan.
Mendengar jawaban saya, ternyata teman ini malah tertawa. Saya jadi bertambah heran, koq ini anak malah tertawa ? bukannya ikut membantu, malah mentertawakan.
“apaan yang lucu men? Orang lagi bingung lo malah ngetawain, bantuin kek” gerutu saya kepadanya.
“lah.. itu di kuping lu apaan?” jawabnya sambil tertawa.
Ku raba telingaku, masya Allah !! pensil yang selama ini dicari ternyata terselip di telinga !!.
Alhamdulillah berkat ada teman yang mengingatkan, saya kembali teringat akan sesuatu yang saya lupakan.
Terkadang untuk perkara yang nampak kita perlu di ingatkan, karena lupa adalah fitrah manusia. Bahkan kepada sesuatu yang menempel pada diri kita, terkadang kita lupa.
Apalagi terhadap sesuatu yang mata kita tidak melihatnya, akan tetapi pasti adanya, maka lagi dan lagi kita harus saling mengingatkan.
Ingatlah !
Bahwa sesungguhnya kematian itu benar, dekat dan pasti.
Bahwa sesungguhnya nikmat dan siksa kubur itu benar dan pasti.
Bahwa kita akan di bangkitkan setelah kematian, di kumpulkan di padang mahsyar menunggu hisab atas perbuatan kita di dunia, dan kemudian di timbang amalan-amalan tersebut, akankan kehidupan kita di dunia penuh dengan warna-warni pahala kebaikan ataukah gelap dengan dosa dan kezdoliman.
Bahwa kita akan melalui jembatan shirot yang akan menghantarkan kita menuju surga dengan nikmat yang abadi, atau kita terjatuh ke bahwa jahanam yang tidak terbayang kengeriannya.
Ingatlah wahai diri dan saudaraku !
Bahwa kehidupan kita yang hakiki adalah di surga nanti. Dengan istana megah terbuat dari emas, kerikil-kerikil yakut dan zabarjad, sungai-sungai susu ,madu dan khamr yang tidak memabukkan, buah-buahan yang akan merundukan batangnya untuk kita petik, burung-burung yang terbang dan mendatangi kita untuk kita santap, pelayan-pelayan yang elok parasnya dan berakhlak mulia, dan nikmat-nikmat yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya dan belum pernah terbesit dalam hati, selamanya.. berawal tanpa batas.
Dan ingatlah pula …
Bahwa kesengsaraan yang abadi itu pun benar dan pasti, kalajengking sebesar keledai dan ular-ular dengan mata menyala menunggu di kubur hamba-hamba yang sering melupakan maksud hidupnya, matahari yang jaraknya hanya 1mil di atas kepala di padang mahsyar nanti dengan keringat yang akan menenggelamkan manusia, kait-kait menyambar di jembatan shirot yang akan menarik para pendosa kedalam lembah panas membara, malaikat-malaikat bengis tak berbelas kasih sebagai penjaga, makanan dari buah berduri yang semakin di makan semakin bertambah lapar, air minum nanah dan tembaga panas menyala, dan kengerian-kengerian yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya dan belum pernah terbesit dalam hati, selamanya.. berawal tanpa batas.
Seringkali kita lupa akan perkara-perkara yang “tidak nampak” ini, akan tetapi pada hakikatnya benar dan pasti. Sehingga melalaikan kita dari tujuan hidup, membuat kita bebas bertindak tanpa batas, yang di perintahkan di tinggalkan dan yang di larang di dekati. Menjauhkan kita dari kecintaan Tuhan, menjauhkan kita dari kebahagiaan dan mendekatkan kita kepada kesengsaraan.
Saya yakin, mereka yang pada dasarnya berhati baik dan menginginkan kebahagiaan yang hakiki, jika di ingatkan akan kebaikan dengan senang hati akan mendengarkan, pelan-pelan.. lagi dan lagi.. kata pepatah alah bisa karena biasa, kita akan bisa mencapai kebahagiaan yang di inginkan dengan biasa saling mengingatkan yang akan menjadikan kita biasa beramal kebaikan.
Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk saling mengingatkan dan mendengarkan orang yang mengingatkan kita, sehingga kita senantiasa ingat akan perkara-perkara yang “tidak tampak” yang telah di janjikan oleh zat tidak akan mengingkari janji-Nya..
Elfadhl elbantany..


0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home