Sunday, 10 April 2011

Neraka Lebih Panas

Ketika sariyah ( pasukan ) yang akan di kirim oleh rasulullah s.a.w menjuju tabuk, guna menghadapi tentara romawi tengah bersiap-siap, berkata orang-orang berpenyakit di dalam hatinya ( baca : orang munafik ).

" mengapa kalian keluar di saat panas matahari membakar seperti ini ? "

Jika kita berada di negeri arab pada musim panas, kita akan merasakan terik matahari yang membakar, di sertai udara panas gersang yang menerpa kulit kita, melengkapi berat dan penatnya musim panas.

Mungkin alasan orang-orang munafik cukup masuk akal, jika kita melihat dan mengetahui kondisi musim panas sebenarnya. Akan tetapi alasan tersebut mereka lontarkan hanya untuk membela ke-engganan dan kemalasan mereka untuk bergerak membela agama Allah.

" ketahuilah, sesungguhnya neraka jauh lebih panas "

Singkat padat dan mengena, demikian jawaban dari lisan para pasukan yang tengah bersiap-siap, kata-kata yang memancar dari hati yang penuh dengan kecintaan kepada Allah. Kata-kata dari lisan mereka yang meyakini bahwa kesusahan di dunia, tidak dapat di bandingkan dengan kesusahan di akhirat. Jawaban dari hati yang mencinta Allah dan agama melebihi segalanya.

Cinta mereka yang menggebu telah melupakan mereka dari teriknya matahari musim panas, yang telah menghilangkan rasa takut dari musuh-musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak dan bersenjata lengkap, yang telah mengubah derita mereka menjadi kesenangan.

Cinta akan kehidupan akhirat yang telah menjadikan dunia hina di hadapan mereka, sehingga tatkala nyawa mereka di minta untuk di pertaruhkan demi agama, mereka serahkan dengan penuh kerelaan. Atau tatkala di minta untuk meninggalkan dunia demi akhirat, mereka tinggalan dunia dengan penuh kehinaan.


This writing is a support for my self,, yang tengah berusaha menggeliat di bawah terik matahari dan tiupan gersang angin musim panas.

Ibuku seorang pembohong

Memang sulit untuk orang lain percaya, tapi itulah yang terjadi. Ibu saya memang seorang pembohong!! Sepanjang ingatan saya sekurang-kurangnya 8 kali ibu membohongi saya. Saya perlu catatkan segala pembohongan itu untuk dijadikan renungan anda sekalian.

Cerita ini dimulai ketika saya masih kecil. Saya lahir sebagai seorang anak lelaki dalam sebuah keluarga miskin. Makan minum serba kekurangan. Kami sering kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari kami terpaksa makan ikan asin satu keluarga.
Sebagai anak yang masih kecil, saya sering merengut. Saya menangis, ingin nasi dan lauk yang banyak. Tapi ibu cepat membujuk. Ketika makan, ibu sering membagikan nasinya untuk saya. Sambil memindahkan nasi ke mangkuk saya, ibu berkata: "" Makanlah nak ibu tak lapar. "- PEMBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.

Ketika saya mulai besar ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di sungai kecil dekat rumah. Ibu berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami kakak-beradik.
Pulang dari memancing, ibu memasak ikan yang segar dan mengundang selera. ketika saya memakan gulai ikan itu ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang bekas sisa ikan yang saya makan tadi.
Saya sedih melihat ibu seperti itu .. Hati saya tersentuh lalu dengan menggunakan sendok, saya memberikan ikan itu kepada ibu. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya. Ibu berkata: "Makanlah nak, ibu tidak suka makan ikan." - PEMBOHONGAN IBU YANG KEDUA.

Di usia awal remaja, saya masuk sekolah menengah. Ibu pergi ke toko dengan membawa sejumlah sapu lidi dan kue untuk di jual guna membiayai sekolah saya, abang dan kakak.
pada satu pagi buta, kurang lebih pukul 1.30 pagi saya terjaga dari tidur. Saya melihat ibu membuat kue dengan ditemani lilin di hadapannya. Beberapa kali saya melihat kepala ibu terangguk karena mengantuk. Saya berkata: "Ibu, tidurlah, esok pagi ibu juga harus pergi ke kebun." Ibu tersenyum dan berkata: "Cepatlah tidur nak, ibu belum mengantuk ." - PEMBOHONGAN IBU YANG KETIGA.

Di akhir musim sekolah, ibu meminta cuti kerja agar dapat menemani saya pergi ke sekolah untuk turut menyemangati. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari mulai menyengat, ibu terus sabar menunggu saya di luar kantor. Ibu terus tersenyum dan mulutnya komat-kamit berdoa kepada Allah agar saya lulus ujian dengan baik.
Ketika lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, ibu dengan segera menyambut saya dan menuangkan kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya. Kopi yang kental itu tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih kental.
Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, saya segera memberikan cangkir saya kepada ibu dan menyuruhnya minum. Tapi ibu cepat-cepat menolaknya dan berkata: "Minumlah nak, ibu tidak haus!!" - PEMBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT.

Setelah kepergian ayah karena sakit, selepas saya baru beberapa bulan dilahirkan, ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah bagi kami sekeluarga. Ibu bekerja dengan di upah di kebun, membuat sapu lidi dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan.
Tapi apalah daya seorang ibu. Kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah. Melihat keadaan keluarga yang semakin parah, seorang paman yang baik hati dan tinggal bersebelahan dengan kami, datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak bantuan itu.
tetangga-tetangga sering kali menasihati ibu agar menikah lagi agar ada seorang lelaki yang akan menjaga dan mencarikan uang untuk kami sekeluarga. Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengindahkan nasihat mereka. Ibu berkata: "Saya tidak memerlukan cinta saya tidak perlu l laki-laki." PEMBOHONGAN IBU YANG KELIMA.

Setelah kakak-kakak tamat belajar dan mulai bekerja, ibu pun telah tua. Kakak menyuruh ibu agar istirahat di rumah saja. Tidak perlu lagi bersusah payah dan letih untuk mencari uang. Tetapi ibu tidak mau. Ibu tetap rela pergi ke pasar setiap pagi menjual sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kakak yang bekerja jauh di kota besar sering mengirimkan uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, walau pun begitu ibu tetap berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan ibu mengirim balik uang itu dan ibu berkata: "Jangan susah-susah, ibu masih ada uang." - PEMBOHONGAN IBU YANG KEENAM.

Setelah lulus kuliah, saya melanjutkan s2 di luar kota. Biaya kuliah saya di sana dibiayai sepenuhnya oleh sebuah perusahaan besar. S2 itu saya selesaikan dengan cemerlang, kemudian saya pun bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai kuliah saya juga di luar kota.

Dengan gaji yang agak lumayan, saya berniat membawa ibu untuk menghabiskan masa tuanya bersama saya di luar kota. dalam pandangan saya, ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, alangkah baiknya kalau hari-hari tuanya ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan pula.

Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan saya. Ibu tidak mau menyusahkan anaknya ini dengan berkata; "tidak usahlah, ibu tak biasa tinggal di kota orang." - PEMBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.

tahun- tahun berlalu, ibu semakin tua .. Suatu malam saya menerima berita ibu diserang penyakit kanker. Ibu mesti dioperasi secepat mungkin. Saya yang ketika itu berada jauh diseberang samudera segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta.

Saya melihat ibu terbaring lemah di rumah sakit, setelah menjalani pembedahan. Ibu yang terlihat sangat tua, menatap wajah saya dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan saya sebuah senyuman walaupun agak kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap inci tubuhnya .. Saya dapat melihat dengan jelas betapa penyakit itu telah menyiksa tubuh ibu sehingga ibu menjadi lemah dan kurus.

Saya menatap wajah ibu sambil berlinang air mata. Saya cium tangan ibu kemudian saya kecup juga pipi dan dahinya. Di saat itu hati saya terlalu pedih, sakit sekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu tetap tersenyum dan berkata: "Jangan menangis nak, ibu tidak sakit." - PEMBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan pembohongan yang kelapan itu, ibunda tercinta menutup matanya untuk terakhir kali.

kita beruntung karena masih mempunyai ibu dan ayah. Kita masih bisa memeluk dan menciumnya. Kalau ibu kita jauh dari mata, kita dapat menelponnya sekarang, dan berkata,,

'Ibu, aku sayang ibu.'….

Tulisan ini saya dapat dari salah satu blog di internet, dengan sedikit edit dan tambahan, inilah hasilnya..
Tapi tulisan ini sungguh menggambarkan bagamana kasih saying n pengorbanan ibu u/ kita.. anak2 tercintanya…
Luv n mis u so much ummi……..

Mengapa tuhan yang disisihkan

Ketika bos kita memanggil untuk segera menghadap, maka kita akan bersegera untuk memenuhinya, segala bentuk kesibukan akan kita tunda dan tinggalkan, makan, minum, istirahat, pekerjaan, bahkan keluarga dengan rela kita tinggalkan untuk memenuhi panggilan si bos. Mengapa, karena kita tahu di balik panggilan tersebut tersimpan dua hasil. Pertama, jika kita penuhi dengan segera, maka si bos akan senang dengan kinerja kita dan mungkin si bos akan memberikan bonus atas kinerja kita, atau yang kedua, si bos akan murka bahkan malah menyebabkan pemecatan, jika kita senang menunda atau malah acuh saja dengan panggilannya.

Akan tetapi mengapa ketika Tuhan memanggil kita untuk menghadap-Nya, seakan panggilan itu biasa saja dan sepertinya begitu remeh, sehingga seringkali kita tunda-tunda dan yang lebih parah malah kita tinggalkan. Bukankah Tuhan yang telah menjadikan kita di kehidupan dunia, yang telah memenuhi segala kebutuhan kita, yang semua pemberian-Nya tidak akan dapat kita hitung untuk kita balas ?. Bukankah Tuhan juga memiliki murka, jika hamba-Nya membangkang dan tidak mau menuruti aturan-Nya ?.

Ketika kekasih kita meminta sesuatu kepada kita, maka dengan alasan bukti cinta kepadanya kita akan berusaha mati-matian untuk memenuhi permintaanya, bahkan kita rela mengorbankan kepentingan kita demi mewujudkan keinginan kekasih kita.

Bukankah kita mengaku cinta kepada Tuhan ? akan tetapi ketika Tuhan meminta sesuatu kepada kita, mengapa kita ragu-ragu untuk memenuhinya atau bahkan enggan ? bukankah pengakuan cinta memerlukan bukti ?

Mengapa selalu Tuhan yang kita sisihkan dan mendahulukan makhluk-makhluk-Nya ?
Mengapa kita tempatkan Tuhan pada nomor sekian dalam urutan hidup kita ?
Mengapa cinta kepada makhluk Tuhan lebih kita pentingkan dari cinta kepada Tuhan ?

Tuhan tidak meminta dunia dari kita, karena Dia-lah yang memiliki dunia..
Tuhan tidak akan merugikan kita dengan permintaan-permintaan-Nya..
Tuhan tidak memerlukan kita, kitalah yang perlu kepada Tuhan..

Buktikan cinta kita kepada Tuhan..
Mari kita dahulu kan Tuhan dari segalanya..
Mari kita tempatkan Tuhan di urutan pertama dalam kehidupan kita..
Semoga cinta Tuhan senantiasa meliputi kita..

Yang nampak pun perlu di ingatkan

Teringat kisah diri sendiri beberapa tahun yang lalu…
Mondar-mandir celingak-celinguk ke sana ke mari mencari pensil untuk menulis sesuatu di buku catatan. Di manaaaa gue taruh pensil tadi ya ? tanya diri dalam hati, perasaan tadi adaaa, belum lama gue nggambar kartun pake pensil itu. Dalam pencarian dan kebingungan, seorang teman ternyata memperhatikan gerak-gerik dan tingkah laku saya, mungkin dia tertarik melihat raut muka yang tampak kebingungan.
“lagi nyari apaan lu Tom?” tanyanya penasaran.
“lagi nyari pensil gue nih, koq kaga ada ya ? perasaan tadi gue ngegambar pake pensil itu dah” jawab saya penuh keheranan.
Mendengar jawaban saya, ternyata teman ini malah tertawa. Saya jadi bertambah heran, koq ini anak malah tertawa ? bukannya ikut membantu, malah mentertawakan.
“apaan yang lucu men? Orang lagi bingung lo malah ngetawain, bantuin kek” gerutu saya kepadanya.
“lah.. itu di kuping lu apaan?” jawabnya sambil tertawa.
Ku raba telingaku, masya Allah !! pensil yang selama ini dicari ternyata terselip di telinga !!.
Alhamdulillah berkat ada teman yang mengingatkan, saya kembali teringat akan sesuatu yang saya lupakan.
Terkadang untuk perkara yang nampak kita perlu di ingatkan, karena lupa adalah fitrah manusia. Bahkan kepada sesuatu yang menempel pada diri kita, terkadang kita lupa.

Apalagi terhadap sesuatu yang mata kita tidak melihatnya, akan tetapi pasti adanya, maka lagi dan lagi kita harus saling mengingatkan.
Ingatlah !
Bahwa sesungguhnya kematian itu benar, dekat dan pasti.
Bahwa sesungguhnya nikmat dan siksa kubur itu benar dan pasti.
Bahwa kita akan di bangkitkan setelah kematian, di kumpulkan di padang mahsyar menunggu hisab atas perbuatan kita di dunia, dan kemudian di timbang amalan-amalan tersebut, akankan kehidupan kita di dunia penuh dengan warna-warni pahala kebaikan ataukah gelap dengan dosa dan kezdoliman.
Bahwa kita akan melalui jembatan shirot yang akan menghantarkan kita menuju surga dengan nikmat yang abadi, atau kita terjatuh ke bahwa jahanam yang tidak terbayang kengeriannya.

Ingatlah wahai diri dan saudaraku !
Bahwa kehidupan kita yang hakiki adalah di surga nanti. Dengan istana megah terbuat dari emas, kerikil-kerikil yakut dan zabarjad, sungai-sungai susu ,madu dan khamr yang tidak memabukkan, buah-buahan yang akan merundukan batangnya untuk kita petik, burung-burung yang terbang dan mendatangi kita untuk kita santap, pelayan-pelayan yang elok parasnya dan berakhlak mulia, dan nikmat-nikmat yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya dan belum pernah terbesit dalam hati, selamanya.. berawal tanpa batas.

Dan ingatlah pula …
Bahwa kesengsaraan yang abadi itu pun benar dan pasti, kalajengking sebesar keledai dan ular-ular dengan mata menyala menunggu di kubur hamba-hamba yang sering melupakan maksud hidupnya, matahari yang jaraknya hanya 1mil di atas kepala di padang mahsyar nanti dengan keringat yang akan menenggelamkan manusia, kait-kait menyambar di jembatan shirot yang akan menarik para pendosa kedalam lembah panas membara, malaikat-malaikat bengis tak berbelas kasih sebagai penjaga, makanan dari buah berduri yang semakin di makan semakin bertambah lapar, air minum nanah dan tembaga panas menyala, dan kengerian-kengerian yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya dan belum pernah terbesit dalam hati, selamanya.. berawal tanpa batas.

Seringkali kita lupa akan perkara-perkara yang “tidak nampak” ini, akan tetapi pada hakikatnya benar dan pasti. Sehingga melalaikan kita dari tujuan hidup, membuat kita bebas bertindak tanpa batas, yang di perintahkan di tinggalkan dan yang di larang di dekati. Menjauhkan kita dari kecintaan Tuhan, menjauhkan kita dari kebahagiaan dan mendekatkan kita kepada kesengsaraan.

Saya yakin, mereka yang pada dasarnya berhati baik dan menginginkan kebahagiaan yang hakiki, jika di ingatkan akan kebaikan dengan senang hati akan mendengarkan, pelan-pelan.. lagi dan lagi.. kata pepatah alah bisa karena biasa, kita akan bisa mencapai kebahagiaan yang di inginkan dengan biasa saling mengingatkan yang akan menjadikan kita biasa beramal kebaikan.
Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk saling mengingatkan dan mendengarkan orang yang mengingatkan kita, sehingga kita senantiasa ingat akan perkara-perkara yang “tidak tampak” yang telah di janjikan oleh zat tidak akan mengingkari janji-Nya..





Elfadhl elbantany..

Wanita

Banyak wanita yang bilang bahwasusah menjadi wanita, lihat sajaaturan-aturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susahdijaga dibanding lelaki.



2. Wanita perlu minta ijin darisuami apabila mau keluar rumahtetapitidak sebaliknya.

3. Wanita saksinya (apabilamenjadi saksi) kurangberbanding lelaki.

4. Wanita menerima warisan lebihsedikit dari pada lelaki.

5. Wanita perlu menghadapikesusahan mengandung danmelahirkan anak

6. Wanita wajib taat kepadasuaminya, sementara suami takperlu taatpada istrinya.

7. Talak terletak di tangan suamidan bukan istri.

8. Wanita kurang nyaman dalamberibadat karena adanya masalahhaid dannifas.

9. dan lain-lain.

Tetapi. PERNAHKAH KITA LIHATKENYATAANNYA ?

1. Benda yang mahal harganyaakan dijaga dan dibelai sertadisimpanditempat yang teraman danterbaik. Sudah pasti itulah intanpermatabandingannya dengan seorangwanita.

2. Wanita perlu taat kepada suami,tetapi tahukah lelaki wajib taatkepada Ibunya 3 kali lebih utamadaripada kepada Bapaknya ?

3. Wanita menerima warisan lebihsedikit daripada lelaki, tetapitahukah bahwa harta itu akanmenjadi miliknya dan tidak perludiserahkan kepada suami?Sementara suami apabilamenerima warisan iawajib juga menggunakanhartanya untuk istri dan anak-anaknya ?

4. Wanita perlu bersusah payahmengandung dan melahirkananak, tetapitahukah bahwa setiap saat diadidoakan oleh segala mahluk,malaikat danseluruh mahluk Allah dimukabumi ini, dan tahukah jika iameninggalkarena melahirkan adalah syahiddan surga menantinya. Diakheratkelak,seorang lelaki akandipertanggungjawabk anterhadap 4 wanita, yaitu :Istrinya, Ibunya, AnakPerempuannya dan SaudaraPerempuannya. Artinya,bagi seorang wanita tanggungjawab terhadapnya ditanggungoleh 4 oranglelaki, yaitu: suaminya, ayahnya,anak lelakinya dan saudaralelakinya.

5. Seorang Wanita bolehmemasuki pintu Syurga melaluipintu mana sajayang disukainya cukup dengan 4Syarat saja, yaitu : Sholat 5 waktu,Puasa di bulan Ramadhan, taatkepada Suaminya dan menjagaKehormatannya.

6. Seorang lelaki wajib berjihad dijalan Allah, sementara bagi wanitajika taat kepada suami sertamenunaikan tanggung jawabnyakepada ALLAHSWT, maka ia akan turutmenerima pahala setara sepertipahala orangpergi berjihad di jalan Allah tanpaperlu mengangkat senjata.7. Ketika haidh, wanita gugur dr kewajiban2 agama tanpa berdosa & kewajiban meng-qodo, dan pahala terus mengalir dr amalan2 yg biasa dia kerjakan. Brbeda dgn laki2 yg tdk memiliki udzur dlm solat & wajib meng-qodo solat yg di tinggal..Masya ALLAH! demikian sayangnyaALLAH SWT kepada wanita...Yakinlah bahwa sebagai Zat yangMaha Pencipta sudah pasti ALLAHMaha Tahu akan segala yangdiciptakan-Nya sehinggaperaturan-Nya adalah yangterbaik bagi manusia.* copas dr notes seorang sahabat dgn sedikit tambahan

Melawan Amerika Ala Jepang

Sabtu, - 11:04:27 - 3440

Jepang pernah diratakan dengan tanah oleh tentara Amerika. Tahun 1945, tidak kurang dari 140 ribu nyawa bangsa Jepang hilang sia-sia ketika bom Atom dijatuhkan di Hiroshima. Dan 70 ribu lainnya mati sia-sia ketika bom Atom satunya lagi dijatuhkan di Nagasaki.



Praktis Jepang lumpuh. Tentaranya yang sedang menjajah negeri lain meluaskan sayap, pulang kampung. Negeri itu bangkrut, bubar dan tidak berbentuk lagi.



Apa yang pernah dialami Jepang di masa itu kira-kira mirip dengan yang dialami Iraq, Afghanistan dan negeri-negeri muslim lainnya. Bahkan mungkin penderitaan Jepang jauh lebih dahsyat. Sebab bom Atom itu bukan cuma menghancurkan gedung dan infrastruktur, tetapi efek radiasinya masih berbahaya untuk beberapa waktu.



Berbeda dengan sikap bangsa Jepang, ketika melihat negeri Islam dihancurkan oleh tentara Amerika, banyak pemuda muslim dari seluruh dunia yang marah dan bertekad membalas serangan itu dengan serangan yang sama.



Bahkan Usamah bin Ladin menyerukan jihad kepada Amerika, dan memerintahkan untuk membunuh semua bangsa Amerika, dimana saja bertemu. Kemarahan Usamah itu kemudian disambut gegap gempita oleh banyak kalangan muslim di dunia.



Tidak sedikit Kedutaan Besar Amerika di berbagai negara yang menerima ancaman bom dan peledakan. Warga Amerika sendiri pun tidak jarang menerima ancaman penganiayaan hingga pembunuhan di berbagai negara. Sampai pemerintah Amerika seringkali mengeluarkan travel warning demi keselamatan warganya.



Sebuah reaksi yang cukup membuat pemerintah Amerika kalang kabut.



Bom Teroris



Tapi yang rada aneh justru terjadi di negeri kita. Alih-alih membunuh bangsa Amerika, justru yang terbunuh malah bangsa sendiri. Serangan demi serangan dilancarkan oleh para pengebom, namun lebih sering salah sasaran.



Meski pun penjelasannya untuk menyerang kepentingan Amerika, tetapi yang jadi korban malah bukan warga negara Amerika. Justru bangsa kita yang nota bene umat Islam, malah lebih sering terkena sasaran pengeboman yang dilancarkan secara membabi buta oleh orang yang tidak bertanggung-jawab.



Sayangnya, semua pengeboman itu masih memakai judul besar : jihad fi sabilillah. Padahal, yang mati bukan orang Amerika. Tempatnya pun bukan di medan peperangan yang sesungguhnya.



Serangkaian peledakan bom terus terjadi hingga hari ini. Catatan yang kita miliki antara lain :



1 Agustus 2000 : Ledakan bom terjadi di depan kediaman Duta Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta. Ledakan bom itu menewaskan dua staf rumah tangga kediaman serta puluhan orang lainnya mengalami luka cukup serius.



13 September 2000 : Bom mengguncang lantai parkir Gedung Bursa Efek Jakarta. Dengan bahan peledak TNT, ledakan bom menewaskan 10 orang, melukai 15 orang, serta dua mobil hangus, dan 20 mobil rusak.



25 Desember 2000 :Bom meledak di berbagai tempat di Indonesia saat malam Natal, yakni Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematang Siantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru. Rangkaian ledakan ini mengakibatkan belasan orang tewas, seratus lebih lainnya luka-luka dan puluhan mobil rusak. Tercatat hanya 16 dari 31 bom yang meledak.



Agustus 2001 : Bom meledak di Plaza Atrium, Senen, Jakarta Pusat. Ledakan melukai enam orang.



23 September 2001 : Ledakan di lantai parkir Atrium Plaza menghancurkan beberapa mobil, walau tidak ada korban jiwa.



12 Oktober 2002 : Tiga ledakan bom mengguncang Bali. Ledakan pertama dan kedua mengguncang kawasan di Jalan Legian, Kuta. Sedangkan ledakan lainnya terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Denpasar. Di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan meledak di pintu gerbang masuk Kantor Konjen Filipina, tapi tidak ada korban jiwa.



Ledakan di Jalan Legian, mengakibatkan setidaknya 187 tewas dan 400 lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan parah dalam radius 100 meter dari pusat ledakan. Polisi mengidentifikasikan bahwa ledakan berasal dari bom mobil yang diletakkan di dalam Mitsubishi L-300. Tiga terpidana mati, Amrozi cs, sudah dieksekusi.



5 Agustus 2003 : Ledakan hebat mengguncang Hotel JW Marriott, Jakarta. Dengan bahan peledak, antara lain berupa CLO3, aluminium powder, TNT, detonator dan sumbu peledak. Bom menewaskan 11 orang, melukai 152 orang dan menghancurkan 22 mobil.



Pada 9 September 2004 : Pengeboman di depan Kedubes Australia, Kuningan, Jaksel. Jumlah korban jiwa tidak begitu jelas. Pihak Indonesia berhasil mengidentifikasi sembilan orang, namun pihak Australia menyebut angka 11. Peledakan itu dipercayai dilakukan oleh seorang pengebom berani mati bernama Heri Kurniawan alias Heri Golun dengan menggunakan van mini. Heri berhasil diidentifikasi melalui tes DNA.



1 Oktober 2005 : Terjadi tiga pengeboman di Bali, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka.



Jepang Tidak Membalas Teror



Ketika negerinya diporakporandakan, bangsa Jepang pasti marah. Namun menarik untuk dikaji, mereka sudah tidak bernafsu lagi untuk membalas dengan serangan militer yang hanya akan menumpahkan darah.



Pembalasan yang dilakukan oleh bangsa Jepang cukup intelek dan elegan. Bukan mesiu atau peluru yang mereka kirim ke Amerika, tetapi rombongan mahasiswa genius yang sengaja diperintahkan untuk `mencuri` ilmu dan teknologi dari mantan lawannya.



Berbeda dengan mental terjajah bangsa Indonesia yang ke Amerika malah belajar ilmu-ilmu keislaman dari Yahudi, mahasiswa Jepang justru belajar teknologi yang memang belum mereka miliki. Karena dikerjakan dengan tekat yang serius, maka dalam waktu singkat nyaris hampir semua teknologi dan kekayaan ilmu pengetahuan yang tadinya dimiliki Amerika, sekarang sudah menjadi milik Jepang.



Saya diceritakan bagaimana saat itu Amerika agak pelit berbagi teknologi. Sampai akhirnya Jepang terpaksa membeli mobil Ford utuh untuk dibawa pulang ke Jepang. Di Jepang, mobil itu tidak untuk dipersembahkan buat para pejabat yang makan uang rakyat, tetapi untuk dibedah, dipreteli satu per satu isi perutnya, dipelajari dan . . . ini yang menarik, ditiru, dikembangkan, disempurnakan dan diproduksi massal.



Hasilnya?



Semua orang tahu bahwa Amerika pun akhirnya mengimpor mobil dan motor dari Jepang. Sebab industri otomotif Jepang melesat maju meninggalkan industri otomotif Amerika. Bahkan sepeda motor yang dipakai patroli jalan raya California (ingat film CHIPS), mereknya Honda.



Bahkan kini General Motor sebagai induk industri otomotif Amerika terpaksa merumahkan ribuan karyawannya. Teknik perakitan kendaraan roda empat memang tidak diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.



Di bidang elektronik, Akio Morita mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Meski pita kaset ditemukan patennya oleh Phillip Electronics. Tapi walkman berhasil dikembangkan dan dibudling sebagai sebuah produk yang booming Sony tidak kurang dari 150 juta produk.



Bangsa Jepang Gemar Berkarya



Berbeda dengan umumnya bangsa-bangsa muslim yang senang berdebat, saling menjelekkan dan jarang akur, alias lebih sering bertikai, bangsa Jepang kelihatan lebih kalem. Mereka tidak terlalu banyak cakap, tapi rajin bekerja.



Mas Romi Satria Wahono, teman saya yang menggondol doktor di Jepang dan 10 tahun bermukim disana bercerita. Menurut beliau, rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam per tahun.



Jam kerja ini terbilang sangat tinggi, bila dibandingkan dengan jam kerja bangsa-bangsa lain yang juga maju. Konon jam kerja orang Amerika sebanyak 1.957 jam per tahun. Kalau orang Inggris jam kerjanya 1.911 jam per tahun. Orang Jerman bekerja sebanyak 1.870 jam setahun. Orang Perancis bekerja sebanyak 1.680 jam setahun.



Sayangnya, saya tidak punya data PNS di negeri kita, berapa ya kira-kira jumlah jam kerja mereka?



Kalau mau iseng-iseng coba yuk kita hitung. Misalnya, PNS kita yang makan uang pajak rakyat itu datang ke kantor jam 09.00 pagi dengan badan lelah berjam-jam naik angkot dengan lalu lintas yang macet parah. Sampai di kantor harus istirahat dulu sambil baca koran atau minum teh. Kerja betulannya baru dimulai kira-kira jam 10.00 pagi.



Jam 11.30 sudah repot mau ke Masjid, sebab alasannya kan mau menunaikan ibadah shalat Dzhuhur. Balik dari masjid sekalian makan siang, jam 14.00. Kerja sebentar kira-kira 1 jam, itu pun kalau ada yang dikerjakan, kalau tidak ada, ya main game, chating, catur, atau ngobyek. Praktis sehari kerja yang beneran cuma 3 jam.



Kalau seminggu kerja 5 hari, berarti seminggu hanya 15 jam. Setahun? Kalikan saja dengan 52 minggu, hasilnya hana 780 jam setahun. Itupun sudah tidak dihitung tanggal merah, cuti bersama dan `HARPITNAS` (Hari Kejepit Nasional).



Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang.



Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan `agak memalukan` di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk `yang tidak dibutuhkan` oleh perusahaan.



Tekun dan Ulet



Bumi Jepang sebenarnya tidak terlalu berlimpah dengan kekayaan alam. Tapi barangkali justru faktor itulah yang memicu orang-orang Jepang menjadi tekun dan ulet, akhirnya malah sukses.



Sesungguhnya untuk kebutuhan warganya, Jepang sangat mengandalkan negara lain, termasuk Indonesia. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.



Sampai ada yang bilang seandainya Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi ke Jepang, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita. Bandingkan dengan negeri kita yang berlimpah dengan bahan-bahan alam, ada minyak bumi, batu bara, bijih besi, emas dan lainnya. Seharusnya kita lebih maju dari Jepang. Bahkan bisa menekan Jepang dengan menghentikan ekspor minyak bumi.



Tapi itulah bangsa Jepang, alamnya yang sering dilanda gempa bukan bikin bangsanya jadi peminta-minta belas kasihan negara lain.



Nasionalisme dan Loyaliltas



Hal yang menarik lainnya dari bangsa Jepang, mereka punya rasa nasionalisme yang patut dibanggakan. Kedutaan Besar Jepang di berbagai negara selalu terbuka untuk memberikan bantuan sepenuhnya buat warganya.



Berbeda dengan ulah para pejabat KBRI dan konsulat kita di negeri lain, alih-alih membela bangsa sendiri, yang sering saya lihat mereka malah rada bermusuhan kepada WNI sendiri. Hubungan renggang antara pejabat kedutaan dengan bangsa Indonesia yang tinggal di negara yang bersangkutan, lebih sering kurang serasi.



Bangsa Jepang juga dikenal punya loyalitas yang tinggi. Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai

pensiun.



Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.



Di negeri kita, loyalitas adalah barang basi. Loyalitas biasanya diberikan kepada pihak yang mau bayar lebih tinggi. Termasuk dalam urusan memilih partai dan pejabat. Siapa yang uang `serangan fajar`nya lebih tinggi, biasanya dia yang menang.



Tidak Bergantung Bangsa Lain



Berbeda dengan negeri-negeri yang mayoritas muslim, bangsa Jepang punya kebiasaan untuk tidak bergantung kepada bangsa lain.



Ini pengalaman saya sendiri waktu berangkat ke Jepang. Kebetulan charger hp saya tertinggal di Jakarta, dan itu saya sadari ketika sudah masuk ruang tunggu bandara. Saya berpikir, alah gampang, nanti saja di Tokyo saya beli yang baru atau pinjam teman. Toh hp saya bermerk Sony Ericsson, Sony kan merk Jepang. Masak sih tidak ada yang jual, begitu pikir saya.



Ternyata saya salah besar. Di Jepang bukan hanya tidak dijual chargernya, bahkan hp yang semerk dengan milik saya pun tidak dijual. Dari belasan toko elektronik yang saya masuki, semua menggeleng dan bilang, hp seperti itu belum pernah dia lihat seumur hidupnya.



Rupanya bangsa Jepang punya hp sendiri, yang tidak ada di negara lain. Mereka bikin sendiri dan hanya bisa dipakai di Jepang saja. Merk-merk hp terkenal seperti yang ada di negeri kita, justru tidak dikenal di Jepang.



Colokan listrik Jepang pun beda dengan yang umumnya berlaku di berbagai negara. Bentuknya pipih berbentuk lempengan, alat-alat elektronik yang kita punya sudah pasti tidak bisa dicolok disana, kecuali bila kita beli adapter.



Tegangan listriknya saja `aneh` dalam pandangan saya. Dimana-mana kan seharusnya 220 volt. Ternyata di Jepang cuma 110 volt.



Teman-teman panitia yang mengundang saya di Jepang berkomentar,`Ustadz, orang Jepang itu merasa Jepang adalah pusat dunia. Mereka merasa tidak butuh dengan negara lain. Jadi mereka ciptakan teknologi sesuai dengan selera mereka saja`.



Membangun Peradaban Mengalahkan Amerika



Dari semua hal di atas, yang paling mengesankan saya sendiri adalah balas dendam dan perlawanan bangsa Jepang terhadap gempuran Amerika dilakukan bukan dengan menumpahkan darah.



Barangkali bangsa Jepang sudah belajar cukup banyak tentang makna kemanusiaan, walau pun bangsa Jepang tidak mengenal agama. Bahkan di Jepang tidak ada hari libur keagamaan. Bandingkan dengan kita bangsa-bangsa muslim yang sepanjang tahun semarak dengan berbagai perayaan hari besar agama, tetapi rajin berbunuhan sepanjang tahun.



Iraq, Palestina, Afghanistan, Pakistan adalah contoh dari sekian banyak negeri yang harga nyawa manusia terasa sedemikian murah. Harta benda milik manusia sama sekali tidak ada jaminan keamananya, karena setiap saat bisa saja dicuri, dirampok, dikorupsi oleh pejabatnya, digelapkan bahkan dijarah.



Lepas dari siapa pelaku dan pihak yang salah, tetapi gambaran tentang peradaban Islam yang aman, sesuai dengan akar kata `islam`, rasanya masih jauh di alam mimpi. Kita tidak bisa dengan mudah menemukannya di negeri-negeri muslim.



Seandainya bangsa-bangsa muslim membangun teknologi yang unggul, tidak mengandalkan kepada bangsa lain, saya yakin Amerika pun akan hormat kepada kita. Saya tahu persis bahwa mahasiswa Indonesia di luar negeri cukup banyak yang sudah menguasai berbagai teknologi. Bahkan bikin reaktor nuklir pun bisa dilakukan dengan mudah. Ilmunya sudah dikuasai, tapi good will dari pemerintahnya yang tidak ada.



Apalagi bila kita mampu menguasai dan mengolah sendiri kekayaan alam yang berlimpah, tidak digadaikan buat kepentingan bangsa lain, maka Amerika pasti semakin takut dengan kita. Tapi sekali lagi, niat baik dari para pemimpin yang langka.



Dan yang lebih fantastis lagi, seandainya bangsa-bangsa muslim di dunia ini mengakhiri pertikaian di tengah mereka, lalu bersatu menjalin kekuatan bersama, saya tambah yakin kalau Amerika tidak akan bisa jualan senjata. Industri persenjataan Amerika itu bisa untung besar, selama negeri-negeri Islam sibuk berperang. Artinya, perang adalah ladang penghidupan buat Amerika.



Jadi kita ini sebenarnya tidak perlu boikot makanan Amerika. Cukup hentikan perang, insya Allah industri senjata Amerika akan gulung tikar. Dan rasanya aneh, mosok kita perang lawan Amerika, tapi pakai M-16? Mosok kita perang melawan Israel tapi pakai Uzi?



Kalau pun nanti kita berjhad fisik suatu hari, sebaiknya senjata yang kita pakai bukan M-16 atau AK47, tetapi merknya Paijo 77, Paimin 85, Tugiran 2000 atau Wakijan 21. Maksudnya, kita pakai senjata yang kita bangun sendiri industrinya.



Tulisan saya ini bukan berarti membesar-besarkan Jepang yang pernah menjajah kita 3,5 tahun dan memperkosa wanita-wanita kita (Jugun Ianfu). Tapi sekedar mengambil pelajaran. Biar bagaimana pun Jepang pasti punya kekurangan dan kelemahan juga.



Semoga Allah SWT membuka hati-hati kita dan meneranginya dengan cahaya-Nya yang tidak pernah padam, agar kita semua dapat mengambil pelajaran berharga.



Maka ambillah untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan. (QS. Al-Hasyr : 2)



by: ust sarwat



* tulisan ini di copas dr notes teman..